Bisnis.com, JAKARTA - PT Citra Borneo Utama (CBU) dan Grand Resources Group Pte, Ltd. melakukan perjanjian kerjasama jual beli (Offtake Agreement) penyediaan produk turunan kelapa sawit, yakni Stearin dan Olein.
Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Monica Putri selaku Marketing Deputy Director CBU, dan dari GRGS oleh Robert Xiu Qiang, dengan nilai kontrak awal sebesar US$10 juta.
Penandatanganan MoU dilaksanakan 12 Mei 2021 secara virtual di antara 2 negara Indonesia dan Singapura, dengan disaksikan langsung CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Vallauthan Subraminam, CEO Citra Borneo Indah Group Rimbun Situmorang dan Direktur CBU Balakrisnan Naidu.
Monica Putri Marketing Deputy Director CBU menyatakan, tujuan kerjasama untuk memastikan rencana penyediaan stearin dan olein.
GRGS mendapatkan keuntungan dalam mendapatkan supply tetap stearin dan olein, yang mana produk tersebut terbilang masih langka dipasaran dunia. Sedangkan CBU mendapatkan keuntungan dengan adanya pembeli tetap.
Menurutnya hal tersebut menjadi tonggak penting bagi CBU dalam mengembangkan bisnis serta kualitas dari setiap produk yang dihasilkan.
Baca Juga
“Ini menjadi milestone penting bagi kedua belah pihak, diharapkan setelah penandatanganan ini dapat dilanjutkan dengan kerjasama yang saling menguntungkan dan dapat dikembangkan," terangnya seperti dikutip Selasa (18/5).
CBU merupakan perusahaan refinery atau pabrik penyulingan dan fraksinasi minyak kelapa sawit yang 32 persen sahamnya dimiliki oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).
Produk CBU dari turunan minyak sawit dihasilkan dengan proses penggilingan dan pemurnian, proses pertama adalah fraksinasi yakni dengan kristalisasi dan proses pemisahan yakni menghasilkan bentuk padat (stearin), dan bentuk cair (olein).
GRGS adalah anak perusahaan dari Grand Industrial Holding Co Ltd. perusahaan besar yang bergerak diberbagai macam industri asal China.
Kedepannya, Monica berharap bahwa dengan adanya kerjasama itu dapat memberikan support kepada CBU terhadap keberlangsungan bisnis usaha yang sangat menjanjikan bagi seluruh pemegang saham dan para pemangku kepentingannya.
Adapun untuk sumber pasokan bahan baku CPO-nya, CBU saat ini masih mendapatkan distribusi penuh dari SSMS, sebesar 80 persen dari kapasitas yang dimiliki CBU berasal dari CPO SSMS, 20 persen lainnya bisa didapatkan dari pihak ke-3.
Sebelumnya, diketahui bahwa pada akhir 2020, SSMS menambah porsi kepemilikan sahamnya di CBU sebesar 32 persen dari sebelumnya hanya sebesar 19 persen.
SSMS optimis dari peningkatan kepemilikan saham tersebut diharapkan perseroan dapat meningkatkan likuiditas dan keuntungan dimasa depan.