Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di hari ini, Selasa (18/5/2021).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.300 per dolar AS, turun 16 poin atau 0,11 persen dari posisi Senin (17/5/2021) Rp14.284 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan hari ini, rupiah justru ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin ke level Rp14.272,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,32 persen menuju 89,8740 pada pukul 15.24 WIB.
Direktur TFRX Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar cenderung melemah pada hari ini karena investor mulai meyakini The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Hal ini seiring adanya kekhawatiran atas laju pemulihan global bakal kembali merayap menyusul gejolak kasus virus Covid-19 di beberapa bagian Asia. Di sisi lain, investor juga menanti rilis hasil pertemuan The Fed esok hari.
Dari dalam negeri, pemerintah terus menyuarakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh 7 persen di kuartal II tahun ini. Namun Ibrahim menilai impian tersebut masih bertolak belakang dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2021 yang masih resesi.
Meskipun demikian, dia menyebut tak menutup kemungkinan optimisme mimpi besar pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan tumbuh 7 persen akan terealisasi karena banyak sektor yang sudah kembali berjalan mendekati normal.
“Salah satunya Industrial produk sudah mulai bergerak normal kembali, Ritel sudah menggeliat, konsumsi masyarakat sudah lebih baik, BLT terus di kucurkan, dana bantuan UMKM terus disalurkan dan vaksinasi terus digencarkan, bahkan pemerintah sudah menyuntikkan vaksin sebanyak 23 juta dosis,” tuturnya dalam rilis harian, Selasa (18/5/2021).
Dia menambahkan kerja keras pemerintah patut didukung dan diapresiasi karena pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin dalam mendorong ekonomi terus lebih baik pasca pandemi Covid-19.