Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun ini, ketika Tesla Inc menambahkan Bitcoin ke dalam neracanya, CEO Elon Musk menjadi pahlawan instan dalam komunitas cryptocurrency.
Namun, ketika Elon Musk mulai bercuit di Twitter tentang Dogecoin, seketika itu dia nampak beralih dari pahlawan menjadi sosok yang sering bikin emosi. Pekan lalu, Tesla mengumumkan jika perusahaan tidak akan lagi menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran karena faktor konsumsi energi.
Melansir Bloomberg, Senin (17/05/2021), pernyataan Elon Musk pada Sabtu malam waktu setempat (16/05/2021) tentang Dogecoin akhirnya benar-benar membuka luka lama Bitcoin.
“Idealnya, Doge mempercepat block time 10X, meningkatkan block size 10X dan menurunkan biaya 100X. Kemudian menang telak,” cuit Elon.
Komentar tersebut sekilas tampak cukup tidak berbahaya: Apa yang tidak disukai tentang transaksi yang lebih cepat dan lebih murah? Tapi, hal ini ternyata menghantam jantung pertarungan lama di dunia Bitcoin mengenai bagaimana mata uang akan berskala.
Pada 2015 hingga 2017, dunia Bitcoin hampir terbelah menjadi dua oleh persaingan visi untuk mata uang.
Baca Juga
Satu kelompok, the small blockers, berpendapat bahwa Bitcoin harus menjadi penyimpan nilai yang terdesentralisasi, bahkan jika itu berarti biaya tinggi dan waktu transaksi yang lambat.
Sementara kelompok lain, yang memiliki lebih banyak dukungan kala itu, ingin Bitcoin berkembang menjadi platform pembayaran yang cepat dan murah. Visi mereka adalah memperluas ukuran setiap blok Bitcoin, memungkinkan lebih banyak ruang transaksi, yang secara teori juga akan menurunkan biaya yang dibayarkan kepada penambang.
Adapun kelompok blok kecil berpendapat, ada cara yang lebih baik untuk menskalakan Bitcoin menjadi pembayaran, yakni menambahkan lebih banyak pembayaran langsung ke rantai itu sendiri, sehingga mengorbankan desentralisasi.
Lagi pula, mengorbankan sistem desentralisasi demi kecepatan telah dilakukan lebih dulu oleh jaringan kartu kredit atau PayPal.
Pada akhirnya pemblokir kecil menang, dan pemblokir besar memisahkan diri dan meluncurkan Bitcoin Cash, yang sebagian besar justru merana selama 3 tahun terakhir.
Pada akhirnya pihak blok kecil menang, sementara kelompok blok besar memisahkan diri dan meluncurkan Bitcoin Cash, yang sebagian besar telah merana selama 3 tahun terakhir.
Melalui cuitan di hari Sabtu itulah, Elon Musk menghidupkan kembali pertarungan yang telah lama tidak aktif.
Jihan Wu, mantan CEO perusahaan penambangan chip Bitcoin, Bitmain, yang pada saat itu adalah salah satu pendukung blok besar dan kekuatan di balik Bitcoin Cash, beraksi dengan serangkaian cuitan tentang masalah ini.
Sementara itu, pengguna Bitcon lain meramaikan Twitter dengan menyerang kontribusi Elon Musk yang tampaknya ketinggalan jaman dalam debat perihal skala kripto.
Dunia kripto pun berjalan dengan meme. Kini, Bitcoin memiliki daya tarik karena bermigrasi ke memecoin atau "DeFi" yang telah lebih aktif di ETH dan rantai pesaing lainnya. Dengan Bitcoin yang melambung tinggi baru-baru ini, maka kebangkitan Elon Musk dari pertarungan blocksize hanyalah gangguan lain bagi komunitas Bitcoin.