Bisnis.com, JAKARTA—Akumulasi berbagai sentimen negatif di pasar global selama libur Lebaran membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan pertama pasca libur, Senin (17/5/2021)
Direktur PT MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan koreksi indeks komposit memang telah diperkirakan sebelumnya. Sebab, selama Bursa Indonesia libur merayakan Hari Raya Idul Fitri, kondisi bursa regional dan pasar komoditas kurang kondusif.
Tercatat, Indeks DJIA turun sebesar 360 poin atau 1,04 persen dan indeks iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO) turun sebesar 0,18 persen. Pun, harga beberapa komoditas juga mengalami penurunan seperti nikel yang turun 2,06 persen dan timah turun 0,88 persen.
“Kombinasi kondisi tersebut, ditambah dengan yield US Treasury bertenor 10 tahun yang kembali naik, kekhawatiran adanya peningkatan korban terjangkit Covid-19, serta beberapa negara tetangga tujuan ekspor yang akan melakukan lockdown 1 bulan ke depan membuat IHSG terkoreksi,” kata Edwin kepada Bisnis, Senin (17/5/2021)
Senada, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan koreksi tajam pada IHSG hari ini merupakan akumulasi dari berbagai sentimen yang terjadi ketika market tutup selama libur lebaran kemarin.
Dari global, kata Anggaraksa, mayoritas indeks-indeks acuan terkoreksi pekan lalu, utamanya masih dipicu kekhawatiran naiknya inflasi di Amerika Serikat yang menimbulkan ekpektasi kenaikan suku bunga.
Baca Juga
Adapun dari domestik, meski diberlakukan pelarangan mudik, terjadinya kerumunan di berbagai tempat menimbulkan potensi naiknya kembali angka kasus Covid-19 pasca libur sehingga menjadi perhatian para investor.
Meskipun demikian, setelah penurunan tajam di hari pertama pasca libur, Anggaraksa menyebut IHSG berpeluang untuk rebound kembali ke atas level 5.900. Salah satu sentimen yang akan menjadi fokus pasar adalah jadwal rilis Neraca Perdagangan Indonesia periode April 2021.
Adapun, di tengah penurunan IHSG belakangan ini, dia menilai cukup banyak saham-saham berkapitalisasi tinggi yang memiliki valuasi atraktif; di antaranya: BMRI , ASII, UNTR, GGRM. Adapun beberapa saham yang dapat dipilih pekan ini antara lain TLKM (TP: 4400); ASII (6000); dan BMRI (7900).
“Secara umum, saham-saham tersebut dikenal memiliki fundamental yang baik. Namun khusus untuk GGRM memang masih berpotensi untuk mengalami penurunan kinerja seiring dengan naiknya tarif cukai,” jelasnya.