Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Pasar Saham AS Bawa Rejeki Nomplok Buat Para Miliarder

Sejumlah miliarder mulai pendiri Amazon.com Jeff Bezos, Co Founder Google Sergey Brin, hingga pendiri Zoom Video Communications Eric Yuan terpantau menjual saham mereka.
Bursa saham AS/Reuters
Bursa saham AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Tren bullish di pasar saham Amerika Serikat sejak tahun lalu mendorong peningkatan kekayaan para miliarder top dunia, salah satunya melalui penjualan saham yang mereka miliki.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (15/5/2021), para pemegang saham di perusahaan publik di AS telah melepas saham-saham mereka setidaknya senilai US$24,4 miliar sepanjang tahun berjalan hingga minggu pertama Mei.

Adapun dari jumlah tersebut dengan sekitar setengahnya dijual melalui rencana perdagangan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Itu hampir mendekati jumlah penjualan saham sepanjang 2020 yang mencapai US$30 miliar.

Dalam kondisi normal, para pemegang saham besar memang sering kali menjual saham dalam interval yang direncanakan, terutama melalui program perdagangan yang telah diatur sebelumnya.

Namun, reli berkepanjangan di pasar ekuitas telah membuat nilai pelepasan ini, baik terencana atau oportunistik, melonjak sangat tinggi.

Beberapa alasan menjadi faktor mengapa investor dari berbagai latar belakang menjadi termotivasi untuk menjual saham mereka. Setelah reli yang menantang pandemi, valuasi semakin berada di bawah tekanan akibat kenaikan inflasi.

Investor khawatir pemulihan pasca Covid dapat mendorong langkah pengetatan dari Federal Reserve. Selain itu, kenaikan pajak yang diusulkan Presiden Joe Biden telah menciptakan ketidakpastian.

Apa pun alasannya, aksi penjualan membanjiri pasar dengan lebih banyak likuiditas, yang konsekuensinya akan bergejolak melalui filantropi, pasar seni, real estat, dan ceruk lainnya.

Nama-nama top dunia pun ikut dalam arus ini, satunya adalah orang terkaya di dunia sekaligus pendiri Amazon.com Jeff Bezos serta Co Founder Google Sergey Brin yang diketahui telah mencairkan sejumlah saham milik mereka dan mendongkrak kekayaan mereka hingga triliunan.  

Bezos telah menjual saham Amazon senilai US$6,7 miliar tahun ini. Meskipun jumlah tersebut relatif kecil untuk orang terkaya di dunia, besarannya lebih dari dua pertiga nilai saham yang dia jual pada tahun 2020 lalu.

Adapun, Brin, yang telah mengisyaratkan bahwa ia bermaksud untuk menjual sebanyak 250.000 saham Alphabet Inc., telah melepas saham senilai US$163 juta dalam beberapa hari terakhir. Ini merupakan aksi penjualan pertamanya dalam lebih dari empat tahun.

Kemudian ada Larry Ellison yang telah melepas 7 juta saham Oracle dalam seminggu terakhir dengan total keuntungan sebesar US$552,3 juta. Charles Schwab telah menjual saham senilai US$192 juta dari pialang eponimnya tahun ini.

Mark Zuckerberg dan yayasan amalnya, Chan Zuckerberg Initiative, juga diketahui mempercepat penjualan saham Facebook mereka di musim gugur ini. Zuckerberg atau badan amal miliknya telah mendivestasikan sahamnya hampir setiap hari sejak November, dengan total kumulatif melebihi US$1,87 miliar.

Di antara daftar para pelepas saham terbesar juga terdapat beberapa nama yang bisnisnya belakangan ini mendapatkan keuntungan dari pandemi Covid-19.

Antara lain pendiri Zoom Video Communications Eric Yuan dan pengecer mobil bekas Carvana Co. Ernest Garcia II yang secara akumulasi telah menerima lebih dari US$1,75 miliar dari penjualan saham sejak Maret 2020, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Yuan diketahui telah meningkatkan penjualannya tahun ini karena harga saham perusahaan merosot. Pada 2020, dia biasanya melepas sekitar 140.000 saham sebulan melalui rencana perdagangan, yang menghasilkan lebih dari US$350 juta sepanjang tahun.

Sejak Maret, Yuan tercatat menjual rata-rata hampir 200.000 saham sebulan, menghasilkan sekitar US$ 185 juta.

Tak hanya itu, Yuan juga menyumbangkan lebih dari sepertiga sahamnya di perusahaan yang berbasis di San Jose tersebut sebagai bagian dari praktik perencanaan perkebunan yang khas.

“Sebagian dari uang tunai dari sumbangan dana penjualan sahamnya untuk tujuan kemanusiaan yang tidak ditentukan,” kata seorang juru bicara seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (15/5/2021).

Sementara itu, Presiden Manajemen Aset Papamarkou Wellner Thorne Perkin menilai lonjakan pasar telah memperburuk risiko konsentrasi dari kekayaan yang didominasi saham tunggal yang khas dari banyak miliarder teknologi.

“Dari perspektif manajemen portofolio, masuk akal untuk melakukannya,” kata Perkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper