Bisnis.com, JAKARTA - Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia saat ini sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman dan Internal Revenue Service lantaran diduga melakukan aktivitas terlarang, yaitu tindak pencucian uang dan penggelapan pajak.
Sebagai bagian dari penyelidikan, pejabat yang menyelidiki pencucian uang dan pelanggaran pajak telah mencari informasi dari individu yang memiliki wawasan tentang bisnis Binance. Dilansir dari laporan Bloomberg, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena penyelidikan tersebut bersifat rahasia.
Binance dipimpin oleh Changpeng Zhao, seorang eksekutif teknologi karismatik yang senang mempromosikan token di Twitter dan dalam wawancara media, Binance telah melompati saingannya sejak ia mendirikannya bersama pada 2017.
Binance, seperti industri lain yang beroperasi, sebagian besar telah berhasil di luar lingkup pengawasan pemerintah. Binance didirikan di Kepulauan Cayman (Cayman Island) dan memiliki kantor di Singapura. Namun, Binance mengatakan tidak memiliki kantor pusat perusahaan tunggal.
Chainalysis Inc., sebuah perusahaan forensik blockchain yang kliennya termasuk agen federal A.S., menyimpulkan tahun lalu bahwa di antara transaksi yang diperiksa, lebih banyak dana yang terkait dengan aktivitas kriminal mengalir melalui Binance daripada pertukaran crypto lainnya.
"Kami menjalankan kewajiban hukum kami dengan sangat serius dan terlibat dengan regulator dan penegak hukum secara kolaboratif," kata juru bicara Binance Jessica Jung dalam pernyataan yang dikirim melalui email seperti dilansir Bloomberg, Jumat (14/5/2021).
Baca Juga
Dia mengatakan Binance mengambil kewajiban hukum dengan sangat serius dan terlibat dengan regulator dan penegak hukum secara kolaboratif.
“Kami telah bekerja keras untuk membangun program kepatuhan yang kuat yang menggabungkan prinsip dan alat anti pencucian uang yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk mendeteksi dan menangani aktivitas yang mencurigakan," ujar Jessica Jung.
Namun, Juru bicara Departemen Kehakiman dan IRS menolak berkomentar.
Pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa cryptocurrency digunakan untuk menyembunyikan transaksi ilegal, termasuk pencurian dan transaksi narkoba. Orang Amerika yang telah membuat rejeki nomplok bertaruh pada kenaikan pasar yang meroket menghindari pajak.
Kekhawatiran semacam itu telah menjadi penghalang bagi industri yang menjadi arus utama, bahkan ketika Wall Street semakin merangkul Bitcoin dan token lainnya di tengah hiruk-pikuk investasi global.
Serangan dunia maya bulan ini terhadap Colonial Pipeline Co. yang memicu kekurangan bahan bakar di AS bagian Timur adalah tanda terbaru dari apa yang dipertaruhkan. Colonial Pipeline bahkan membayar peretas Eropa Timur hampir US$5 juta tebusan dalam cryptocurrency yang tidak dapat dilacak dalam beberapa jam setelah pelanggaran, Bloomberg News melaporkan pada hari Kamis (13/5/2021), mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.