Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT TBS Energi Utama Tbk., berencana menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Mengutip prospektus perseroan, emiten berkode saham TOBA itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,88 miliar saham dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETDnya akan mengalami dilusi kepemilikan saham sebanyak-banyaknya 18,9 persen dari aksi rights issue.
Manajemen TBS Energi Utama menjelaskan bahwa pelaksanaan rights issue ini akan memperkuat struktur permodalan perseroan serta mendukung perkembangan dan ekspansi usaha perseroan.
Adapun, pada penutupan perdagangan Senin (10/5/2021) saham TOBA parkir di level Rp500, tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya.
Dengan asumsi rights issue dilakukan dengan menggunakan harga penutupan itu, maka TOBA berpotensi mendapatkan dana segar mencapai Rp940 miliar.
Baca Juga
“Seluruh dana yang diperoleh dari rencana penambahan modal dengan HMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan dipergunakan untuk memperkokoh struktur permodalan perseroan dan seluruhnya untuk membiayai investasi perseroan serta untuk kegiayan perseroan secara umum,” tulis manajamen TBS Energi Utama dikutip dari keterangannya, Senin (10/5/2021).
Setelah menggelar aksi itu, perseroan juga berencana untuk memberikan hak opsi kepada manajemen dan karyawanan untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dalam program management and employee stock option plan (MESOP).
TOBA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 160,99 juta saham dalam aksi itu dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Melalui aksi MESOP, setiap pemegang saham perseroan akan terkena dilusi kepemilikan saham sebanyak-banyaknya 1,9 persen.
Untuk memudahkan rencana aksi itu, TBS Energi Utama berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 17 Juni 2021 untuk meminta restu para pemegang saham.