Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Bisa Tembus US$20.000? Simak 8 Faktanya

Bank of America mengatakan kenaikan harga bisa mencapai US$20.000 jika masalah drastis muncul di sisi penawaran.
Tembaga./Bloomberg
Tembaga./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA  Harga tembaga dalam pekan ini berada di level tertinggi di sepanjang masa yang menyebabkan harga berlipat ganda telah menembus harga US$10.000 per ton dibandingkan dengan harga tahun sebelumnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga pada London Metal Exchange (LME) ditutup menguat 3,22 persen atau 325 poin ke level US$10.417 per ton pada akhir pekan, Jumat (7/5/2021). Harga tersebut memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa pada Februari 2011 lalu di angka US$10.190 per ton.

Sementara berdasarkan data Bank Dunia yang terdapat dalam laporan Commodity Market Outlook April 2021 dikutip Minggu (9/5/2021), sepanjang tahun 2019 harga logam coklat kemerahan ini rata-rata berada di harga US$6.010 per ton. Berada di kisaran US$5.709 per ton hingga US$6.439 per ton. 

Harga tembaga kemudian terus merangkak naik pada tahun 2020, tetapi masih berada di kisaran US$5.058 per ton hingga US$7.772 per ton di sepanjang tahun dengan rata-rata US$6.174 per ton. 

Mengutip Bloomberg pada Minggu (9/5/2021), berikut beberapa fakta terkait tembaga, mulai dari penyebab hingga prediksi harga mendatang.

1. Tembaga memainkan peran penting bagi kemajuan besar peradaban. Komoditas tersebut unggul sebagai konduktor listrik dan termal, selain itu juga tahan lama dan mudah digunakan. Saat ini beragam penggunaan di semua sudut industri berat, konstruksi, dan manufaktur menjadikannya indikator terkenal andal untuk tren ekonomi global. 

2. Pasar tembaga menjadi salah satu yang pertama bereaksi ketika virus Covid-19 muncul di Wuhan, China. Harga tembaga terpantau merosot lebih dari 25 persen antara Januari hingga Maret 2020, tetapi tak lama berselang harga tembaga pulih. China diketahui menyumbang setengah konsumsi tembaga di dunia. Namun selama pandemi permintaan di China melemah, sedangkan harga tembaga melanjutkan penguatannya. 

3. Harga yang melambung ini merupakan bukti dari pemulihan di negara industri besar lainnya, dengan output manufaktur yang melonjak di Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. 

4. Selain itu investor juga telah menumpuk tembaga karena komoditas ini merupakan bagian penting dari upaya global untuk mengurangi emisi karbon. Kendaraan listrik mengandung empat kali lebih banyak tembaga daripada mobil konvensional, dan kabel tembaga dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk pengisi daya. 

Pemerintah di seluruh dunia telah mengumumkan rencana investasi infrastruktur yang ambisius, yang sebagian besar melibatkan konstruksi, energi hijau atau keduanya. 

5. Kenaikan harga komoditas tambang yang terbang tinggi ini membuat harga barang-barang yang menggunakan tambang semakin mahal. Misalnya produsen menaikkan harga untuk AC dan lemari es selama beberapa bulan terakhir, dan memperingatkan kemungkinan kenaikan yang lebih banyak di masa yang akan datang. 

Namun, tembaga sering kali digunakan dalam jumlah kecil pada barang-barang konsumen yang kompleks, sehingga penggandaan harga selama setahun terakhir tidak akan terlalu menyakitkan bagi konsumen. Tidak seperti lonjakan harga makanan atau bahan bakar. 

6. Bagi perekonomian, melambungnya harga tembaga memunculkan kekhawatiran kenaikan harga yang lebih luas di berbagai sektor mulai kayu hingga baja. Hal ini akan memaksa bankir bank sentral untuk turun tangan menghentikan inflasi di pasar bahan mentah yang tidak terkendali. 

7. Ada kemungkinan reli gagal, melihat tanda permintaan spot yang mulai mendingin, terutama di China. Beberapa analis dan pedagang mengatakan rekor  harga tidak dapat dibenarkan oleh harga fundamental akhir pekan ini. Pembuat kebijakan memandang kenaikan harga komoditas akan berumur pendek, banyak pengeluaran yang diharapkan untuk energi terbarukan dan infrastruktur kendaraan listrik belum benar-benar terwujud. 

8. Pedagang tembaga terkemuka dunia Trafigura Group dan Goldman Sachs Group Inc. mengatakan harga tembaga dapat mencapai US$15.000 per ton di tahun-tahun mendatang, didukung oleh lonjakan permintaan global karena peralihan ke energi hijau. Sementara Bank of America bahkan mengatakan kenaikan harga bisa mencapai US$20.000 jika masalah drastis muncul di sisi penawaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper