Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Jatuh Didorong Risiko di Global dan AS

Dolar AS, yang dianggap sebagai aset safe-haven, turun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dan terakhir melemah 0,34 persen menjadi 90,948.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat pagi (7/5/2021), mencapai titik terendah dalam tiga hari akibat sentimen risiko pasar global membaik dan para pedagang menantikan laporan pekerjaan April yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat sebagai petunjuk.

Jumlah warga Amerika Serikat yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun di bawah 500.000 minggu lalu untuk yang pertama sejak pandemi Covid-19 dimulai lebih dari setahun lalu, menandakan pemulihan pasar tenaga kerja memasuki fase baru di tengah ekonomi yang berkembang pesat.

Indeks Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi, dengan sektor keuangan dan industri menguat menyusul laporan klaim pengangguran.

Sementara ekonomi AS telah mendapatkan kekuatan di belakang stimulus besar-besaran pemerintah dan situasi kesehatan yang membaik, pembicara Federal Reserve pada Rabu (5/5/2021) mengesampingkan risiko inflasi yang lebih tinggi.

Dolar AS, yang dianggap sebagai aset safe-haven, turun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dan terakhir melemah 0,34 persen menjadi 90,948.

Investor menantikan laporan penggajian non-pertanian yang diawasi ketat pada Jumat waktu setempat, dengan perkiraan antara 700.000 dan lebih dari 2 juta pekerjaan telah diciptakan pada April.

Jika jumlahnya mencapai 1,5 juta, itu bisa menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang akan memberikan beberapa dukungan sementara terhadap dolar, kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di broker FX OANDA di New York.

Di tempat lain, bank sentral Inggris (BoE) mengatakan akan memperlambat laju pembelian obligasi ketika secara tajam meningkatkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini setelah merosotnya akibat virus Corona, tetapi bank menekankan tidak mengetatkan kebijakan moneter.

"Mereka mengatakan akan mengurangi laju pembelian mingguan, tapi itu bukan sinyal dan sterling naik turun dan tidak melakukan apa-apa di penghujung hari," kata Erik Bregar, direktur dan kepala strategi valas di Exchange Bank of Canada.

Pound terakhir turun 0,15 persen terhadap dolar yang lebih lemah di US$1,3890. Euro naik 0,44 persen versus dolar pada US$1,2058, dan menguat 0,54 persen terhadap pound, pada 0,8678 pence per euro.

Investor juga memperhatikan pemilihan di Skotlandia yang dapat menandai pertikaian politik atas referendum kemerdekaan yang baru.

Dolar Kanada mencapai level tertinggi tiga setengah tahun terhadap greenback, dibantu oleh kenaikan harga minyak dan peralihan kebijakan bank sentral Kanada baru-baru ini ke pedoman yang lebih hawkish.

"Dolar Kanada terus memiliki segalanya secara fundamental, teknis, dan jika Anda melihat korelasi antar pasar, jadi tren yang sulit untuk menghentikannya," kata Bregar.

Di pasar mata uang kripto, ether, mata uang kripto terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin, mencapai rekor tertinggi US$3.610,04. Bitcoin turun 1,03 persen menjadi US$56.919,50.

Mata uang virtual Dogecoin berbasis meme melonjak pada Rabu (5/5/2021) ke level tertinggi sepanjang masa, memperpanjang reli 2021 untuk menjadi koin digital terbesar keempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper