Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten mendapatkan kinerja ciamik pada kuartal I/2021. Baiknya kinerja tersebut menunjukkan sejumlah sektor sudah dapat keluar dari tekanan pandemi Covid-19.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo menerangkan kinerja kuartal I/2021 sebagai tolak ukur mengetahui baik tidaknya kinerjanya bakal disanding dengan kuartal yang sama dengan tahun lalu.
Hal yang menarik, masalah pandemi mulai memuncak di Indonesia bertepatan hampir di akhir kuartal I/2021, jadi bisa dikatakan kuartal I/2020 performa semua sektor bisnis masih pada fase wajar.
"Jadi sebenarnya jika emiten-emiten pada kuartal I/2021 bisa menorehkan kinerja yang anggap saja sama, ataupun malah lebih tinggi disanding kuartal yang sama tahun lalu, maka kinerja perusahaan bisa dibilang baik," urainya kepada Bisnis, Minggu (2/5/2021).
Ada beberapa saham yang terpantau yang menorehkan kinerja positif kuartal I ini, seperti emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) yang mencatat hasil kinerja yang gemilang.
Dengan pendapatan Rp1,33 triliun, atau naik sekitar 47 persen jika disanding dengan kuartal yang sama tahun lalu.
Baca Juga
"Untuk net incomenya pun naik drastis dari yang hanya Rp423 juta tahun lalu, menjadi Rp209 miliar tahun ini. Hal ini ditopang oleh kenaikan harga minyak sawit (CPO), juga jumlah produksi yang meningkat," katanya.
Untuk sektor perbankan, Bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga berhasil mencetak kinerja yang sedikit meningkat dari periode kuartal lalu dengan nilai Rp24 triliunan naik tipis 1,8 persen.
Namun untuk laba bersihnya malah kebalikannya, menurun cukup dalam sebesar minus 25 persen. Untuk PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) juga bertumbuh sebesar sekitar 2,7 persen dengan torehan nilai Rp 6,4 triliun. Namun memiliki kenaikan nett profit yang tinggi sebesar Rp625 miliar atau naik sekitar 37 persen.
"BBCA juga cukup menarik, walau kinerjanya turun tipis minus 1,3 persen, dengan torehan nilai Rp16,5 triliun. Namun, membukukan nett income yang lebih tinggi sebesar Rp7 triliunan, atau naik sebesar hampir 7 persen," jelasnya.
Kendati demikian, diantara banyaknya saham-saham yang sangat menarik jika dilihat dari nilai dan harganya. Terutama saham-saham perbankan big cap, seperti Himbara yang menorehkan kinerja seperti pada masa sebelum pandemi tetapi harganya cukup lesu.
"Jadi sektor perbankan umumnya adalah sektor yang menjadi barometer pemulihan ekonomi Indonesia. Saham lain yang menarik adalah GGRM. Kinerja kuartal I/2021 naik sekitar 9 persen dengan torehan nilai Rp29,74 triliun," katanya.
Namun, yang menarik adalah kuartal I/2020 harga saham GGRM berada di level 41.000, sedangkan saat ini masih datar di level 36.000.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.