Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran Grup Indika Energy PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. menyiapkan berbagai strategi bagi perusahaan agar tetap tumbuh pada tahun 2021.
Burhan Susanto yang kini menjadi Wakil Direktur Utama emiten berkode saham MBSS tersebut berkeyakinan bahwa perseroan mampu meningkatkan kinerja perseroan pada tahun ini.
"Perseroan melihat pemulihan ekonomi telah memberikan dampak positif dari permintaan batu bara serta diperkirakan akan terus meningkat baik secara global maupun domestik," ungkap Burhan pada acara public expose MBSS, Rabu (28/4/2021).
Burhan menjelaskan dari dalam negeri pemerintah memasang target produksi batu bara yang cukup tinggi yaitu sam dengan rencana pada tahun 2020. Sedangkan dari sisi global, pemulihan ekonomi di China memberikan adanya prospek peningkatan impor batu bara di negara tersebut, yang menjadi peluang bagi perusahaan.
Berbicara strategi Direktur Mitrabahtera Segara Sejati Adhitya Nugroho mengungkapkan perseroan juga telah membentuk departemen pengembangan bisnis agar dapat mengejar dan menjajaki peluang diversifikasi dalam sektor energi.
"Secara paralel perseroan akan berupaya mendiversifikasi jenis aset serta berupaya mengembangkan pelanggannya dengan memanfaatkan sinergi Indika Grup," ungkap Adhitya.
Baca Juga
Langkah itu menurutnya merupakan bentuk mitigasi risiko dengan tujuan menurunkan ketergantungan terhadap komoditas dan geografi tertentu. Sehingga perusahaan akan memiliki beberapa alternatif sumber pendapatan.
Selain itu perusahaan juga mulai tahun lalu telah mengoptimalkan dan melakukan efisiensi operasi komersil perseroan secara berkelanjutan.
Hal ini tergambar pada laporan keuangan kuarta I/2021 MBSS yang bisa menurunkan beban langsung sebesar 6,1 persen dari US$14,75 juta di kuartal akhir tahun 2020 menjadi US$13,85 juta.
Efisiensi dilakukan terhadap komponen beban seperti bahan bakar, penurunan biaya pelabuhan serta keagenan, biaya perbaikan dan pembelian kapal, hingga rasionalisasi jumlah karyawan.
Biaya perbaikan dan pembelian kapal dalam laporan keuangan turun hingga 36,3 persen dari US$2,5 juta pada akhir 2020 menjadi US$1,6 juta pada kuartal I/2021 tutur Burhan.
"Perusahaan secara strategis mengurangi jumlah kapal yang sudah menua. Ini bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi jumlah aset yang sudah tidak efisien," jelas Adhitya.
Dia meneruskan emiten pelayaran ini secara bertahap akan memperbarui armada kapalnya. Saat ini perseroan memiliki jumlah set tongkak 56 set. Sementara sebelumnya terdapat 62 set.
Penurunan jumlah set yang dimiliki juga berkontribusi menurunkan beban depresiasi dan tenaga kerja dengan total pengurangan sebesar US$0,5 juta jelas Burhan.
Pada periode I/2021, beban usaha mengalami penurunan sebesar 19,2 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 dari US$2,7 juta menjadi US$2,2 juta ucap Burhan.