Bisnis.com, JAKARTA – Emiten laboratorium PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) berencana membagikan dividen pada 6 Mei 2021. Perseroan pun konsisten terus meningkatkan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) sejak melantai pada 2017.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan setelah IPO mulai tahun 2017 berdasarkan laba bersih tahun 2016, Perseroan terus mempertahankan pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Dengan tetap memperhatikan persetujuan RUPS, Direksi dapat, dari waktu ke waktu, mengubah kebijakan pembagian dividen Perusahaan.
"Pembayaran dividen bergantung pada berbagai faktor, antara lain laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi ekonomi, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis di masa yang akan datang, kebutuhan kas, serta faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi," urainya, Rabu (28/4/2021).
Sejak pencatatan saham perdana (IPO) tanggal 7 Desember 2016, Prodia konsisten memberikan dividen tunai dalam 5 tahun terakhir dengan angka DPR dan besaran yang juga meningkat.
Pada 2016, perseroan membagikan total dividen Rp26,44 miliar dengan dividen per saham Rp28,2 dan DPR 30 persen. Pada 2017, total dividen meningkat menjadi Rp60,32 miliar dengan DPR 40 persen.
Baca Juga
Pada 2018, perseroan memutuskan bagi dividen dengan DPR 50 persen dan 2019 pun dengan DPR 50 persen dengan besaran total dividen masing-masing Rp87,73 miliar dan Rp105,13 miliar.
Pada 6 Mei 2021 mendatang, perseroan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2020 dengan besaran total Rp161,25 miliar atau dividen per saham Rp171,99 dengan rasio pembagian dividen sebesar 60 persen.
“Pencapaian kinerja tahun 2020 membuktikan ketahanan bisnis dan kokohnya bisnis inti Prodia di tengah dinamika situasi yang penuh ketidakpastian pada masa pandemi Covid-19," katanya.
Emiten bersandi PRDA ini fokus pada upaya menjaga performa profitabilitas, peningkatan keunggulan operasional, peningkatan produktivitas, pengendalian biaya, dan optimalisasi pengembangan teknologi untuk akselerasi transformasi layanan kesehatan digital bagi pelanggan.
Dividen tunai tahun buku 2020 dibagikan dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis Perseroan di masa mendatang. Ke depannya, Perseroan akan terus mengkaji besaran dividen tunai bagi pemegang saham sesuai dengan kondisi perekonomian dan kinerja bisnis perusahaan.
"Kami berkomitmen untuk terus memberikan nilai kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan Perseroan,” terang Dewi.
Pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (28/4/2021), PRDA mencatatkan harga saham yang tidak berubah dari perdagangan sebelumnya di level 3.870. Dengan kapitalisasi pasar Rp3,63 triliun.