Bisnis.com, JAKARTA - Penanganan dan perkembangan pandemi Covid-19 disebut akan menjadi kunci kinerja reksa dana saham yang didorong oleh indeks harga saham gabungan (IHSG).
Sepanjang tahun berjalan hingga 23 April 2021, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mampu mencatatkan kinerja positif meski tipis, yakni 0,63 persen year to date. Adapun, berdasarkan data Infovesta Utama, dalam periode yang sama kinerja reksa dana saham secara industri masih terpuruk yakni -3,63 persen.
Direktur Panin Aset Management Rudiyanto mengatakan, meski terpaut sekitar 3 persen, secara umum kinerja reksa dana saham yang terpuruk masih sejalan dengan IHSG.
“Perbedaan 3—5 persen [antara IHSG dengan kinerja reksa dana saham] itu saya rasa masih wajar,” kata Rudiyanto kepada Bisnis, Senin (26/4/2021)
Dia mengatakan kinerja reksa dana saham cenderung terkoreksi lebih dalam karena bobot saham-saham besar lebih banyak di reksa dana dibandingkan IHSG, ini dapat tergambar dari kinerja indeks LQ45 dan IDX30 yang juga outperform dibandingkan indeks komposit.
Menurutnya, pergerakan IHSG yang menjadi bahan bakar reksa dana saham masih sangat terpengaruh oleh perkembangan dan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, yang mana saat ini dikhawatirkan akan terjadi gelombang pandemi yang lebih besar.
Baca Juga
“Tadinya kalau nggak ada pandemi, kita yakin semester II akan bagus. Tapi sekarang cukup khawatir ya, kita lihat setelah Lebaran ini bisa tetap aman atau takut seperti kejadian di India atau Filipina,” kata Rudiyanto.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika pandemi berhasil tetap jinak pasca-Lebaran, maka ada kemungkinan IHSG bisa kembali bergairah dan turut mengerek kinerja reksa dana saham menjadi lebih baik bahkan positif.