Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Bakal Naikkan Pajak Capital Gain, Wall Street Tergelincir

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,94 persen ke level 33.815,90, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,92 persen ke 4.134,98 dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,94 persen ke 13.818,41.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mencatat pelemahan terbesar dalam lima pekan terakhir setelah Presiden Joe Biden dikabarkan mengusulkan kenaikan pajak capital gain hampir dua kali lipat.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (22/4/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,94 persen ke level 33.815,90, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,92 persen ke 4.134,98 dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,94 persen ke 13.818,41.

Wall Street melemah menyusul laporan bahwa pemerintah AS mengusulkan pajak tambahan investor yang mendapat hasil penjualan investasi lebih dari US$1 juta.

Mereka yang termasuk kategori ini dapat dikenakan pajak hingga 43,4 persen jika digabung dengan dengan pajak tambahan yang ada pada pendapatan investasi yang sudah ada sebelumnya.

Spekulasi atas aturan ini memicu aksi jual sejumlah investor yang mengantisipasi kenaikan untuk menghindari pembayaran pajak yang lebih tinggi nantinya.

Analis pasar senior Oanda Edward Moya mengatakan kejutan atas angka pajak ini akan sulit untuk dilepaskan bagi beberapa investor.

"Sebagian pelaku pasar mencari alasan untuk melakukan profit taking dan mereka mungkin memilih untuk menggunakan berita pajak ini sebagai katalis," ujar Moya, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar saham berfluktuasi sepanjang perdagangan di tengah data ekonomi yang beragam dan kekhawatiran baru bahwa pandemi akan memburuk. Seluruh sektor utama indeks S&P 500 jatuh, dipimpin oleh sektor bahan baku, energi, dan teknologi.

Saham AT&T Inc. melonjak setelah mencatat pendapatan di atas proyeksi analis. Sementara itu, Intel Corp tergelincir dalam perdagangan afterhours karena melaporkan penurunan pendapatan pusat data dan penurunan tajam margin laba kotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper