Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah berjangka, pada akhir perdagangan Rabu pagi waktu Jakarta (21/4/2021), jatuh dari level tertinggi satu bulan, di tengah kekhawatiran bahwa importir minyak terbesar ketiga dunia India akan memberlakukan pembatasan akibat lonjakan infeksi virus Corona dan kematian ke rekor tertinggi.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 48 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup di US$66,57 per barel, setelah sempat mencapai tertinggi sejak 18 Maret di US$68,08. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei berkurang 94 sen atau 1,5 persen, menjadi menetap di US$62,44 per barel.
Harga minyak mentah reli di awal sesi, setelah Libya mengumumkan force majeure pada ekspor dari Pelabuhan Hariga dan mengatakan pihaknya dapat memperluas tindakan tersebut ke fasilitas-fasilitas lain, dengan alasan sengketa anggaran.
Pelabuhan Hariga dijadwalkan memuat sekitar 180.000 barel per hari (bph) pada April. Produksi Libya terpukul tahun lalu setelah pasukan yang berbasis di timur dalam perang saudara negara itu memblokade terminal minyak.
Harga minyak terus meningkat tahun ini karena antisipasi bahwa permintaan akan pulih, tetapi sementara Amerika Serikat dan China sedang rebound, banyak negara lain tidak.
“Kecuali kemajuan besar terlihat di luar negara industri utama seperti AS, faktor pandemi dapat memerlukan beberapa penyesuaian turun dalam ekspektasi permintaan minyak global untuk tahun ini,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Baca Juga
India, negara terpadat kedua di dunia dan saat ini terpukul paling parah oleh Covid-19, melaporkan jumlah kematian harian terburuk pada Selasa (20/4/2021), dengan sebagian besar negara itu sekarang dikunci di tengah gelombang penularan kedua yang meningkat pesat.
Perdana Menteri India Narendra Modi mendesak warga untuk mengambil tindakan pencegahan guna menghentikan penyebaran Covid-19, tetapi tidak memberlakukan penguncian.
Pembatasan terus menghambat perjalanan ke seluruh dunia. Hong Kong akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April selama dua minggu.
Secara keseluruhan, harga minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah tahun lalu akibat pandemi, dibantu oleh beberapa pemulihan permintaan dan pengurangan produksi besar-besaran oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+. Setahun yang lalu hari ini, WTI merosot ke minus 40 dolar AS karena kelebihan pasokan.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun selama empat minggu berturut-turut, merosot sekitar tiga juta barel pekan lalu, menurut para analis dalam jajak pendapat Reuters yang dikutip Antara.