Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk. menghitung ulang panduan operasionalnya seiring dengan rencana pemerintah menaikkan target produksi batu bara 2021. Hal itu menjadi peluang emiten memacu kinerja di tengah tren penguatan harga batu bara global.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa perseroan berencana menyesuaikan panduan produksi pada tahun ini seiring dengan kenaikan target produksi batu bara nasional.
“Saat ini masih dalam proses penghitungan, tapi perkiraannya kenaikan tidak akan jauh berbeda dari target 2021 sebelumnya yang sebesar 29,5 juta ton. Di mana angka tersebut merupakan produksi tertinggi perseroan,” ujar Pollo kepada Bisnis, Senin (19/4/2021).
Emiten berkode saham PTBA itu optimistis kinerja pada 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya karena faktor harga batu bara yang masih berada di level tinggi, dia menilai kinerja juga akan didukung dengan pemulihan permintaan.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran vaksin mendorong kondisi pasar secara global mulai pulih sehingga kebutuhan energi meningkat.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (19/4/2021) harga batu bara Newcastle untuk kontrak Mei 2021 di bursa ICE turun 0,87 persen ke posisi US$91,6 per ton. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga telah naik 13,23 persen.
Baca Juga
Untuk diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan adanya tambahan jumlah produksi batu bara, sebesar 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri. Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah produksi batu bara pada 2021 meningkat menjadi 625 juta ton dari target sebelumnya 550 juta ton.