Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Pangkas Proyeksi Ekonomi RI dan Tahan Suku Bunga, IHSG Masih Lesu

Pada perdagangan Selasa (20/4/2021) pukul 14.39 WIB, IHSG turun 0,51 persen atau 30,65 poin menjadi 6.021,88. Sepanjang hari ini, indeks berkutat di zona merah dan bergerak di rentang 5.997,95-6.045,69.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak di zona merah setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mempertahankan suku bunga acuan.

Pada perdagangan Selasa (20/4/2021) pukul 14.39 WIB, IHSG turun 0,51 persen atau 30,65 poin menjadi 6.021,88. Sepanjang hari ini, indeks berkutat di zona merah dan bergerak di rentang 5.997,95-6.045,69.

Indeks sektorral IDX-IC finansial (IDXFINANCE) turun paling dalam sebesar -1,32 persen, di antara indeks sektoral lainnya. Saham-saham bank jumbo seperti BBCA turun -1,04 persen, BBRI -2,05 persen, BBNI -0,85 persen, dan BMRI -0,4 persen.

Dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) siang ini, Gubernur BI Perry Warjiyo merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sebesar 4,1 hingga 5,1 persen pada 2021.

Pemangkasan proyeksi ini merupakan yang kedua kalinya di tahun 2021. Sebelumnya, Bi memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kisaran 4,8 hingga 5,8 persen. Kemudian, BI kembali merevisi proyeksi tersebut menjadi 4,3 hingga 5,3 persen.

“BI memerkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 akan berada pada kisaran 4,1 sampai 5,1 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4/2021).

Perry menjelaskan, konsumsi swasta yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel hingga Maret 2021 masih terbatas.

Meski memangkas proyeksi, Perry mengatakan perbaikan ekonomi domestik masih terus berlangsung terutama didukung oleh peningkatan kinerja ekspor dan belanja fiskal. 

Kinerja ekspor diperkirakan terus membaik lebih tinggi dari perkiraan awal tahun, terutama didukung oleh komoditas kelapa sawit, biji logam, kendaraan bermotor, serta besi dan baja. 

“Peningkatan ini ditopang kenaikan permintaan negara mitra dagang utama, terutama Amerika Serikat dan China,” jelasnya.

Di sisi lain, Perry mengatakan pemulihan ekonomi juga akan didorong oleh stimulus fiskal pemerintah dalam bentuk bantuan sosial dan belanja modal yang lebih tinggi dari perkiraan.

RDG BI pada 19-20 April 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap 4,25 persen.

Menurut Perry, Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global meski prakiraan inflasi yang tetap rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper