Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang Sukuk Selasa 20 April Diprediksi Tetap Sepi, Ini Sebabnya

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan lelang SBSN besok diprediksi belum akan terlalu semarak. Menurutnya, pelaksanaan lelang masih dibayangi tren kenaikan yield obligasi AS atau US Treasury meskipun pergerakannya tengah melandai.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara diperkirakan tidak akan bergerak signifikan mengingat masih tingginya risiko global.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan lelang SBSN besok diprediksi belum akan terlalu semarak. Menurutnya, pelaksanaan lelang masih dibayangi tren kenaikan yield obligasi AS atau US Treasury meskipun pergerakannya tengah melandai.

Di sisi lain, pasar juga menghadapi potensi kenaikan persepsi risiko dari pandemi virus corona. Hal ini terjadi akibat ancaman gelombang penyebaran virus corona kedua yang tengah terjadi di dunia.

Berdasarkan hal tersebut, Lili memprediksi total penawaran yang masuk pada lelang besok belum akan banyak berubah dibandingkan yang sebelumnya.

“Oversubscribed untuk lelang besok diperkirakan masih dibawah 2 kali. Hasil tersebut berpotensi mendorong pemerintah memenangkan dana lelang di bawah target indikatif,” katanya saat dihubungi pada Senin (19/4/2021).

Adapun, sepanjang tahun 2021, pemerintah telah melakukan tujuh kali lelang sukuk. Lelang pada 20 April 2021 akan menjadi lelang edisi kedelapan pada tahun ini dan kedua untuk bulan April. Hasil lelang sukuk pada tahun ini menunjukkan tren penawaran yang menurun.

Pada lelang sukuk perdana yang diadakan pada 12 Januari 2021, pemerintah berhasil menghimpun penawaran sebesar Rp24,27 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp11,3 triliun.

Jumlah penawaran kemudian mengalami penurunan pada lelang edisi 26 Januari 2021. Kala itu, pemerintah mengumpulkan penawaran sebanyak Rp23,341 triliun dan menyerap Rp9 triliun diantaranya.
Pada lelang 9 Februari lalu, jumlah penawaran yang masuk mengalami perbaikan setelah pemerintah menghimpun Rp26,1 triliun. Dari angka tersebut, pemerintah memenangkan sebanyak Rp12 triliun.
Hasil lelang selanjutnya, 23 Februari 2021, kemudian kembali mengalami penurunan setelah mengumpulkan penawaran sebanyak Rp24,23 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memutuskan untuk menyerap dana sebesar Rp4,99 triliun.
Pada lelang 9 Maret lalu, pemerintah mencatatkan hasil penawaran sebanyak Rp17,975 triliun. Dari jumlah itu, pemerintah menyerap sebesar Rp4,495 triliun.
Selanjutnya, pada lelang 23 Maret 2020, pemerintah menghimpun penawaran sebesar Rp17,164 triliun dengan penyerapan senilai Rp6,39 triliun. Hasil lelang terakhir pada 6 April lalu mencatatkan angka penawaran terendah sepanjang 2021 dengan Rp14,55 triliun dan diserap sebesar Rp7,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper