Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan ASSA Melonjak Tahun Lalu, Tapi Laba Bersih Turun

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok pendapatan juga melonjak menjadi Rp2,24 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,58 triliun.
Armada milik PT Adi Sarana Armada (ASSA) Tbk./Repro-assa.co.id
Armada milik PT Adi Sarana Armada (ASSA) Tbk./Repro-assa.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten transportasi PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2020. Sayangnya, laba bersihnya justru anjlok.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020 yang dikutip, Kamis (18/4/2021), emiten untuk usaha jasa kurir Anteraja ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,03 triliun meningkat 30,04 persen dari 2019 yang sebesar Rp2,33 triliun.

Namun, seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok pendapatan juga melonjak menjadi Rp2,24 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,58 triliun. Selain itu, beban umum dan administrasi juga melonjak menjadi Rp475,17 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp401,98 miliar.

Bagian rugi dari entitas asosiasi juga meningkat menjadi Rp3,34 miliar dari posisi tahun sebelumnya yang hanya Rp545,29 miliar. Perseroan juga mencatatkan peningkatan beban keuangan menjadi Rp253,55 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp244,11 miliar.

Alhasil, laba tahun berjalannya menjadi Rp63,89 miliar dari tahun sebelumnya yang mendapatkan Rp91,61 miliar. Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp87,14 miliar turun 21,06 persen dari 2019 yang sebesar Rp110,40 miliar.

Laba per saham dasar atau earning per share pun menjadi Rp25,65 turun dari tahun sebelumnya yang berhasil mencatat laba Rp32,5.

Di sisi lain, total liabilitas perseroan tercatat meningkat menjadi Rp3,73 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,51 triliun. Dengan rincian, peningkatan pada total liabilitas jangka pendek menjadi Rp1,43 triliun naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,24 triliun.

Peningkatan terjadi pada pos utang usaha pihak ketiga, pihak berelasi, utang lain-lain pihak ketiga, pihak berelasi, liabilitas sewa, biaya yang masih harus dibayar dan pinjaman bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Hal ini didorong terutama dari peningkatan biaya yang masih harus dibayar menjadi Rp232,56 miliar naik dari tahun sebelumnya Rp90,66 miliar dan peningkatan pinjaman bank di bawah satu tahun menjadi Rp734,43 miliar dari tahun sebelumnya Rp706,4 miliar.

Sementara itu, total liabilitas jangka panjang turut meningkat tipis menjadi Rp2,29 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp2,27 triliun. Peningkatan terjadi pada pos pinjaman perbankan, liabilitas sewa dan liabilitas imbalan kerja karyawan.

Peningkatan terjadi pada liabilitas imbalan kerja karyawan menjadi Rp74,03 miliar dari posisi Rp67,19 miliar. Serta terjadi peningkatan pada pinjaman bank yang jatuh tempo di atas 12 bulan menjadi Rp2,07 triliun, sedangkan tahun lalu sebesar Rp2,06 triliun.

Adapun, total aset mengalami peningkatan menjadi Rp5,17 triliun lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,84 triliun. Peningkatan terjadi terutama pada aset tidak lancar yang meningkat menjadi Rp4,54 triliun naik dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,19 triliun.

Peningkatan ditopang dari peningkatan aset tetap neto, aset hak guna neto, uang muka pembelian aset tetap, aset tak berwujud, investasi pada entitas asosiasi, dan estimasi tagihan pajak, serta aset pajak tangguhan. P

eningkatan paling tinggi datang dari peningkatan aset tetap neto menjadi Rp4,05 triliun dari tahun sebelumnya Rp3,89 triliun dan dari pos uang muka pembelian aset tetap Rp108,43 miliar meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp22,67 miliar.

Sementara itu, aset lancar mengalami penurunan menjadi Rp627,68 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp652,5 miliar. Penurunan terjadi terutama pada kas dan setara kas, piutang lain-lain, persediaan dan biaya dibayar di muka, dan uang muka lainnya.

Posisi kas dan setara kas menurun menjadi Rp191,81 miliar pada 2020, turun dari 2019 sebesar Ro254,55 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper