Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anteraja Bikin Pendapatan ASSA Tumbuh 30,12 Persen pada 2020

Pada akhir 2020, Anteraja berkontribusi sebesar 24,71 persen terhadap total pendapatan ASSA, yang merupakan kontribusi terbesar kedua setelah bisnis rental.
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sektor transportasi dan logistik PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 30,12 persen pada 2020 dibandingkan dengan 2020.

Pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada lini bisnis barunya yakni jasa kurir Anteraja. Di tengah pandemi Covid-19 selama 2020, ASSA berhasil menutup tahun dengan mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 30,12 persen dari Rp2,33 triliun pada 2019 menjadi Rp3,04 triliun pada 2020.

Pertumbuhan pendapatan ASSA selama 2020 didukung oleh stabilnya kinerja masing-masing lini bisnis ASSA. ASSA memiliki tiga pilar bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas (rental, jasa driver, car sharing), bisnis lelang (JBA dan Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan Anteraja).

Salah satu pilarnya, bisnis logistik end-to-end Anteraja, berhasil mencetak rekor pertumbuhan pendapatan selama 2020 yang mencapai Rp794,72 miliar. Kinerja ini tumbuh 841,99 persen dibandingkan dengan pendapatan pada 2019 yang sebesar Rp84,37 miliar.  

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengungkapkan pencapaian ini cukup signifikan mengingat Anteraja baru beroperasi kurang dari 2 tahun. Pada akhir 2020, Anteraja berkontribusi sebesar 24,71 persen terhadap total pendapatan ASSA, yang merupakan kontribusi terbesar kedua setelah bisnis rental.

"Angka ini meningkat sangat signifikan dibanding pada 2019 dimana kontribusi Anteraja hanya sebesar 3,45 persen terhadap total pendapatan ASSA. Tentunya, seluruh pencapaian ASSA selama 2020 juga didukung oleh kinerja yang solid dari lini bisnis lainnya seperti seperti rental dan lelang,” jelasnya, Minggu (18/4/2021).

Adapun, lini bisnis lelang bertumbuh sebesar 21,75 persen, bisnis logistik tumbuh sebesar 22,81 persen, serta bisnis rental mengalami pertumbuhan sebesar 1,17 persen sepanjang 2020.

Menghadapi pergeseran budaya yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, bisnis perseroan telah bertransformasi ke arah digital sebelum masa pandemi. Adanya kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah telah mendukung proses digitalisasi dalam segala aspek kehidupan termasuk kebutuhan transportasi dan logistik.

Emiten bersandi ASSA ini pun telah mengembangkan berbagai inisiatif baru yang mengarah ke sharing economy dan tech-based business.

Bisnis mulai digenjot mulai dari aplikasi ShareCar yang merupakan platform sewa mobil mandiri, lelang secara online di JBA, pengembangan Caroline yang merupakan marketplace tempat jual beli mobil, hingga pengembangan inisiatif e-fulfillment atau sharing warehouse melalui Titipaja serta aplikasi Bisnisaja untuk melayani korporasi.

“Kami akan terus berupaya untuk memberikan solusi kemudahan dalam segala aspek kebutuhan masyarakat baik dari transportasi, layanan pengiriman barang, hingga kegiatan lelang kendaraan semuanya bisa dilakukan secara online, dengan memanfaatkan teknologi digital. Tentunya, kami berharap dengan inovasi-inovasi tersebut ASSA dapat mempertahankan kinerja positif dan terus semakin berkembang dimasa mendatang,” katanya.

Namun, seiring peningkatan pendapatan, beban pokok pendapatan juga melonjak menjadi Rp2,24 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,58 triliun.

Selain itu, beban umum dan administrasi juga melonjak menjadi Rp475,17 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp401,98 miliar. Bagian rugi dari entitas asosiasi juga meningkat menjadi Rp3,34 miliar dari posisi tahun sebelumnya yang hanya Rp545,29 miliar.

Perseroan juga mencatatkan peningkatan beban keuangan menjadi Rp253,55 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp244,11 miliar. Alhasil, laba tahun berjalannya turun menjadi Rp63,89 miliar dari 2019 yang mendapatkan Rp91,61 miliar.

Sayangnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp87,14 miliar turun 21,06 persen dari tahun 2019 yang sebesar Rp110,40 miliar. Laba per saham dasar atau earning per share pun menjadi Rp25,65, turun dari tahun sebelumnya yang berhasil mencatat laba Rp32,5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper