Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi Jatuh, Dolar Tergelincir ke Terendah 4 Minggu

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun ke level terendah satu bulan di 1,528 persen semalam, bergerak lebih jauh dari tertinggi lebih dari setahun 1,776 persen pada Maret, bahkan saat menghadapi penjualan ritel dan data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar dolar tergelincir ke terendah empat minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), terseret penurunan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS di sesi sebelumnya, saat investor semakin yakin Federal Reserve akan mempertahankan sikap kebijakan akomodatif untuk waktu yang lebih lama.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun ke level terendah satu bulan di 1,528 persen semalam, bergerak lebih jauh dari tertinggi lebih dari setahun 1,776 persen pada Maret, bahkan saat menghadapi penjualan ritel dan data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Kamis (15/4/2021) .

Pada Jumat (16/4/2021), imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun memulihkan beberapa penurunannya menjadi diperdagangkan pada 1,5675 persen.

“Tentu saja ada sedikit perubahan,” kata Minh Trang, pedagang senior valas di Silicon Valley Bank.

Trang mengutip beberapa aksi ambil untung setelah apresiasi tajam greenback pada Maret serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah baru-baru ini sebagai alasan utama melemahnya dolar.

"Selera investor yang meningkat terhadap aset-aset berisiko seperti ekuitas, juga telah melemahkan beberapa permintaan safe-haven yang biasanya dinikmati dolar," kata Trang.

Beberapa pelaku pasar memperkirakan pelemahan dolar akan terus berlanjut.

“Tebakan terbaik saya adalah obligasi pemerintah 10-tahun tidak akan banyak bergerak dari sini selama kuartal mendatang dan itu menjadi latar belakang dinamika baru-baru ini yang telah kita lihat, dengan pelemahan dolar terus berlanjut pada kuartal ini,” kata Colin Asher, ekonom senior di Mizuho.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang saingannya turun 0,111 persen menjadi 91,561, terendah sejak 18 Maret. Untuk minggu ini indeks turun 0,7 persen, menetapkan penurunan mingguan kedua berturut-turut.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan ekonomi AS masih jauh dari membuat "kemajuan substansial" menuju target bank sentral untuk inflasi 2,0 persen dan lapangan kerja penuh, batasan yang telah ditetapkan Fed untuk mulai mempertimbangkan mengurangi dukungannya terhadap ekonomi.

Hal itu menggemakan pernyataan Ketua Fed Jerome Powell dalam beberapa pidatonya selama seminggu terakhir bahwa pembuat kebijakan akan melihat melalui kenaikan harga-harga jangka pendek di tengah kelambanan yang sedang berlangsung di pasar tenaga kerja.

Dolar Kanada menguat 0,3 persen terhadap mata uang AS, berbalik lebih tinggi untuk minggu ini, karena harga minyak naik dan penurunan yang lebih luas untuk greenback mengimbangi data domestik yang menunjukkan penurunan lebih besar dari perkiraan dalam perdagangan grosir.

Di mata uang kripto, bitcoin berdiri sekitar 61.648,71 dolar AS, di bawah rekor tertinggi 64.895 dolar yang dicapai pada Rabu (14/4/2021), ketika platform mata uang kripto Coinbase minggu ini melakukan debutnya dalam pencatat saham di Nasdaq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper