Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di berbalik menguat pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (15/4/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.079,50 berbalik menguat 0,48 persen atau 122,84 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.029,15-6.079,50.
Pada hari ini, sebanyak 231 saham ditutup menguat, 252 saham melemah, sedangkan 162 saham stagnan. Pada penutupan total transaksi mencapai Rp10,18 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing senilai Rp291,42 triliun.
Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menjadi yang paling banyak dibeli investor asing dengan net buy mencapai Rp102,7 miliar. Kemudian disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dengan net buy Rp95,4 miliar.
Sementara saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menjadi saham paling banyak dijual asing dengan net sell Rp31,6 miliar, dan menyusul saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dijual asing dengan net sell Rp19,8 miliar.
Sementara itu saham PT MD Pictures Tbk. (FILM) dan PT Mitra Pinasthija Mustika Tbk. (MPMX) menguat dengan masing-masing 11,43 persen dan 11,30 persen masuk jajaran top gainers hari ini.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah mengungkapkan saat post-closing, IHSG mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
"Di mana dari kenaikan tersebut asing tercatat melakukan aksi beli yang cukup signifikan di beberapa saham LQ45 seperti BBCA, BBRI, UNVR, dan juga TLKM," tulis Regina dalam riset hariannya, Kamis (15/4/2021).
Regina mengungkapkan sebelumnya pergerakan IHSG terpantau mix, dipengaruhi data ekonomi Indonesia terkait neraca perdagangan, ekspor dan impor rilis market terlihat memberi respon tapi tidak berhasil menguat signifikan.
Rilis data neraca perdagangan Indonesia yang baru dirilis pukul 11.00 WIB yang mengalami penurunan 1,56 persen. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan ekspor yang lebih besar dibandingkan impor.
Ekspor Indonesia mengalami kenaikan hingga 30,47 persen dari sebelumnya 8,56 persen. Berdasarkan struktur ekspor, kenaikan tertinggi terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan serta nabati mencapai 67,90 persen sebesar US$2.886 juta.
Walau tidak sebesar ekspor, impor Indonesia juga mengalami kenaikan dari sebelumnya 14,86 persen menjadi 25,73 persen. Kenaikan impor terbesar berasal dari kelompok besi dan baja sebesar 63,34 persen.
Selain pengaruh domestik, perdagangan juga dipengaruhi rilis data mengenai perdagangan ritel Amerika Serikat yang diprediksi akan mengalami kenaikan dari sebelumnya minus 3 persen menjadi 5,9 persen.
Kenaikan tersebut sejalan dengan angka inflasi AS yang telah rilis pada Selasa (13/4/2021) lalu yang alami kenaikan sesuai dengan proyeksi Maret. Pada rilis yang sama juga diungkapkan bahwa data pengangguran alami penurunan dari sebelumnya 744.000 menjadi 700.000.
Melalui riset harian ini, Regina mengungkapkan pergerakan IHSG akhir-akhir ini juga sebenarnya banyak terpengaruh oleh adanya sentimen dari eksternal, dibandingkan domestik itu sendiri.
"Dari data-data ekonomi yang sudah atau yang akan rilis juga tidak mempunyai dampak yang signifikan [terhadap pergerakan IHSG] karna sudah diprediksi oleh investor. Aksi korporasi beberapa emiten domestik juga menjadi salah satu faktor penggerak IHSG akhir-akhir ini," jelas Regina.
Namun, selain beberapa faktor tersebut, Regina menyebutkan terdapat sentimen negatif yang mempengaruhi IHSG yang membuat kenaikannya sering kali tertahan yakni karena adanya kekhawatiran investor akan adanya lonjakan kasus Covid-19 baik secara domestik di Indonesia maupun secara global.