Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Anak Usaha BUMN IPO Tahun ini, Salah Satunya Bisa Raup Rp14,6 Triliun

Jika hal itu terlaksana, IPO salah satu anak usaha BUIMN tersebut bisa menjadi yang terbesar di Indonesia dalam lebih dari satu dekade.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Dua anak usaha BUMN akan melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satunya disebut akan memecahkan rekor penggalangan dana hingga US$1 miliar atau setara Rp14,6 triliun (kurs Rp14.600).

Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansyuri menuturkan Kementerian BUMN menargetkan ada dua IPO jumbo yang akan dilaksanakan oleh dua anak usaha BUMN pada 2021.

Kedua anak usaha tersebut yakni anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM),PT Dayamitra Telekomunikasi atau mitratel dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Di atas US$1 miliar kami bisa peroleh, apakah melalui kemitraan kerja sama dengan INA [Indonesia Investment Authority] atau melalui IPO. Satu anak usaha tadi bisa mencapai US$1 millar, bukan valuasinya secara keseluruhan, tapi dana yang kami harapkan bisa diperoleh melalui strategic partnership atau penawaran ke publik tadi," jelasnya, Rabu (14/4/2021).

Sebelumnya, santer dikabarkan rencana IPO PT Dayamitra Telekomunikasi, unit infrastruktur milik PT Telkom Indonesia dapat mengumpulkan dana hingga US$1 miliar.

Jika hal itu terlaksana, penawaran umum itu bisa menjadi penjualan saham perdana terbesar di Indonesia dalam lebih dari satu dekade.

Dayamitra, yang juga akrab disebut Mitratel, telah meminta proposal tentang penawaran potensial dan dapat segera memilih penasihat, kata orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut bersifat pribadi.

Sedangkan untuk IPO perusahaan pembangkit listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara dengan Rp7,3 triliun.

Sebelum melantai di bursa, pembangkit listrik energi terbarukan ini akan melalui penggabungan aset-aset geothermal milik tiga anak usaha BUMN yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energy (Persero) mencakup aset yang ada di pengelolaan wilayah kerja geothermal sendiri dan pembangkit yang terkait geothermal.

Nantinya, holding itu akan mengoperasikan kapasitas pembangkit 1.022,5 megawatt, terhitung hampir setengah dari pemanfaatan energi terbarukan yang dimiliki Indonesia. Pada 2019, Indonesia memiliki 2,1 gigawatt kapasitas terpasang panas bumi.

"Sebelum IPO, perlu dipersiapkan dengan baik, BUMN dan anak usaha harus disiapkan dengan baik termasuk penggabungan. Ada rencana pengembangan BUMN dan anak usaha BUMN ini [untuk PGE] dan untuk mitratel kebutuhan data dan mobilitas data telekomunikasi harus dikembangkan ke depan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper