Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah nama pengusaha muda dan artis berada di balik manajemen PT Lima Dua Lima Tiga Tbk., yang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada awal Mei 2021.
Pemilik dan pengelola Lucy in the Sky yaitu PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan target raihan dana sebanyak-banyaknya Rp40,50 miliar.
Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Selasa (13/4/2021), manajemen perseroan menyebut penawaran awal saham ini akan dilakukan pada periode 13–19 April 2021.
Tanggal penjatahan pada 29 April 2021, dan distribusi saham serta waran seri I pada 5 Mei 2021. Pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia pada 5 Mei 2021.
Saat ini, susunan pemegang saham PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. ialah Felly Imransyah 45,81 persen, Surya Andarrurachman Putra Tahir 24,52 persen, dan PT CRA 29,68 persen.
Felly pernah menjabat sebagai direktur PT Mahaka Media Group, besutan Erick Thohir, pada 2002-2006, dan kini menjadi komisaris utama perseroan. Adapun, Surya Andarrurachman Putra Tahir menjabat sebagai direktur utama.
Baca Juga
Di jajaran komisaris, ada satu nama terkenal, yakni Sri Wulandari atau lebih akrab dengan sapaan Wulan Guritno.
Berikut jajaran komisaris dan direksi PT Lima Dua Lima Tiga Tbk.
Komisaris Utama : Felly Imransyah
Komisaris : Calvin Lutfi
Komisaris Independen : Sri Wulandari
Direktur Utama : Surya Andarurachman Putra
Direktur : Randy Suherman
Lima Dua Lima Tiga berencana melepas hingga 337,50 juta saham baru atau setara dengan 32,61 persen kepemilikan setelah IPO.
Harga penawaran awal ditetapkan pada kisaran Rp100 - Rp120 per saham. Dengan demikian, Lucy in the Sky berpotensi meraih dana segar sekitar Rp33,75 miliar - Rp40,50 miliar.
Dalam IPO ini, perseroan juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak-banyaknya 236,250 juta waran yang menyertai saham baru atau sebanyak–banyaknya 33,87 persen dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran ini akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa atas dengan harga pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian.
“Sesuai prospektus, sekitar 60 persen dana hasil IPO akan digunakan perusahaan untuk membuka gerai baru, sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperluas dan memperkuat keberadaannya di pasar,” tulis manajemen Lucy in the Sky, Selasa (13/4/2021).
Sementara sisa 40 persen dari dana IPO akan digunakan perseroan untuk belanja modal dan modal kerja untuk gerai yang sudah ada.
Adapun, Lucy in the Sky merupakan salah satu pelopor even malam atau nightlife event di ruang F&B yang terletak di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta Selatan.
“IPO ini menandai tonggak sejarah perusahaan karena bertepatan dengan ulang tahun ke-9 Lucy in the Sky sebagai tempat ikonik yang mewakili kawasan SCBD dengan atmosfir yang ramah dan bersemangat yang ditemani lampu-lampu kota Jakarta,” tulis manajemen Lucy in the Sky.
Perusahaan juga dikelola oleh tim manajemen yang memiliki keahlian, pengalaman dan rekam jejak yang baik di industri restoran, bar dan perhotelan.
Lucy in the Sky merupakan bagian dari Syah Establishment, yang terkenal dengan hotel, kompleks perumahan, dan tempat lifestyle lainnya.
Beberapa tempat yang dikelola oleh Syah Establishment a.l. Sofia at The Gunawarman, Csaba at The Gunawarman, The Gunawarman Hotel, Bloom at Hotel Monopoli, The Moon at Hotel Monopoli, The Room at Hotel Monopoli, dan Hotel Monopoli.