Bisnis.com, JAKARTA — Setelah gagal mengakhiri pergerakan di zona hijau pada pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksi bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat pada pekan depan.
Pada perdagangan Jumat (9/4/2021) IHSG ditutup melemah di level 6070 atau melemah sebesar -0,02 persen. Volume transaksi meningkat dibanding rata-rata volume selama 5 hari perdagangan.
Pelemahan tertinggi terjadi di sektor pertambangan sebesar -2,3 persen dan industri dasar sebesar -1,25 persen. Kenaikan tertinggi terjadi di sektor finance sebesar 0,7 persen dan sektor perdagangan sebesar 0,4 persen.
Equity Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah mengatakan beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Dari eksternal di antaranya rilisnya data Inflasi China secara YoY dan MoM.
Untuk Inflasi secara YoY mengalami kenaikan dari sebelumnya -0,2 persen menjadi 0,4 persen dan untuk inflasi secara MoM mengalami penurunan -0,5 persen dari sebelumnya 0,6 persen.
“Artinya meskipun kemarin data PMI industri jasa di China cukup baik, atau mengalami kenaikan namun dari sisi konsumsi masyarakatnya sendiri cenderung masih rendah,” tulis Regina dalam publikasinya yang dikutip Bisnis, Sabtu (10/4/2021).
Baca Juga
Selain dari China, Regina menyebut ada juga sentimen dari IMF yang meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,5 persen menjadi 6 persen. Angka tersebut mencerminkan optimisme IMF bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat berjalan dengan baik.
Dari domestik, faktor yang mempengaruhi laju pergerakan IHSG yakni rilisnya data IKK (Consumer Confidence) yang mengalami kenaikan dari 85.8 menjadi 93.4.
Regina menilai angka ini cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya, namun masih di bawah 100 (angka acuan untuk IKK Indonesia). Artinya, saat ini tingkat kepercayaan konsumen masih rendah atau cenderung belum stabil.
“Ini seiring dengan masih adanya dampak dari Covid-19 yang menyebabkan angka Kepercayaan Konsumen ini dari April 2020 hingga Februari 2021 masih bergerak di bawah 100, atau dapat dikatakan bahwa masyarakat yakin akan adanya pertumbuhan ekonomi pada tahun ini namun masih belum sepenuhnya optimistis,” tuturnya.
Untuk acuan angka IKK Indonesia, apabila angka tersebut rilis di bawah 100 artinya masyarakat pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi yang ada, sedangkan jika berada di atas 100 dikatakan optimistis.
“Secara keseluruhan pergerakan pasar pada minggu ini cenderung mix dengan berbagai sentimen positif dan negatif baik secara eksternal maupun internal, dalam minggu ini pergerakan pasar lebih dipengaruhi adanya sentimen dari eksternal,” jelas Regina.
Sementara itu, untuk perdagangan awal pekan depan, Senin (12/4/2021), Regina memperkirakan IHSG masih akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat di range pergerakan 6030-6100.
Dia menuturkan pergerakan IHSG akan dipengaruhi juga oleh beberapa data ekonomi seperti:
- penjualan retail Indonesia selama bulan Februari
- penjualan retail Euro Area selama bulan Februari
- neraca perdagangan serta ekspor impor dari China, dan
- beberapa rilis data ekonomi lainnya