Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Ada Lima Opsi Selamatkan BUMN Karya dari Lilitan Utang

Pemerintah diminta segera turun tangan untuk menyelamatkan BUMN Karya yang sedang terlilit utang. Sejumlah opsi pun dinilai dapat ditempuh oleh pemerintah.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diharapkan dapat bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah utang perusahaan BUMN Karya yang makin menggunung.

Ekonom Senior sekaligus Pendiri Narasi Institute Fadhil Hasan mengatakan bahwa keterlambatan penanganan masalah utang BUMN karya dapat menggagalkan proyek pemulihan ekonomi.

“Terlalu banyaknya penugasan BUMN Karya, ditambah inefisiensi organisasi menyebabkan kesulitan keuangan serius yang jika dibiarkan akan membuat mereka bangkrut” ujar Fadhil Hasan dalam webinar Mencari Jalan Keluar Menggunungnya Utang BUMN Karya, Jumat (9/4/2021).

Fadhil menegaskan bahwa saat ini pengelolaan BUMN karya dipenuhi agent-principle problem yang merusak keuangan BUMN tersebut. Sallah satu contohnya seperti masih adannya faktor kurangnya kompetensi dari direksi yang ditunjuk.

Fadhil Hasan menilai BUMN karya lebih banyak melayani kepentingan politik pemerintah dan bukan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

"Bagi Narasi Insistitute, langkah ini akan menjadi berbahaya untuk Pemerintah juga karena begitu BUMN karya mengalami kesulitan keuangan, akhirnya pemerintah juga akan menanggung beban keuangan tersebut,” ujar Fadhil.

Menurutnya, Narasi Institute juga melihat, kondisi di BUMN karya tersebut akan menimbulkan persoalan kredibilitas BUMN secara keseluruhan bila tidak segera dicarikan solusinya. 

Dia mengatakan, sebenarnya Pemerintah memiliki beberapa opsi solusi terhadap BUMN Karya yang menggunung utangnya. Opsi pertama adalah membiarkan BUMN tersebut dilikuidasi.

Opsi kedua penambahan saham pemerintah lewat anggaran negara. Opsi ketiga akuisisi melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI). 

Selanjutnya, opsi keempat adalah lakukan restrukturisasi melalui penjualan proyek-proyek yang laku dijual yang kemudian dana tersebut dapat digunakan untuk membayar kewajiban lancarnya BUMN. 

Opsi kelima dengan melakukan privatisasi BUMN tersebut meski opsi terakhir tersebut dinilai tidak populer dan sulit mencari sektor swasta di tengah ekonomi yang serba sulit saat ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper