Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pertambangan, PT Petrosea Tbk. (PTRO) berhasil mengantongi kontrak pertambangan batu bara senilai Rp2,7 triliun.
Head of Corporate Secretary & Investor Relations Petrosea Anto Broto mengatakan bahwa perseroan dan anak usahanya PT Karya Bhumi Lestari (KBL) telah menandatangani perjanjian jasa pertambangan dengan PT Kartika Selabumi Mining (KSM) dan PT Palm Mas Asri.
Dalam kontrak itu, emiten kontraktor tambang ini bertindak sebagai manajemen proyek, sedangkan KBL sebagai kontraktor untuk pengerjaan di area tambang KSM yang berlokasi di Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Perkiraan target produksi dari proyek itu antara lain, volume lapisan tanah penutup sebesar 78,28 juta BCM, sedangkan volume produksi 3,95 juta ton batu bara.
“Durasi [kontrak] tujuh tahun sampai dengan 31 Desember 2027, dengan estimasi nilai kontrak sebesar Rp2,7 triliun,” ujar Anto dikutip dari keterangan resminya, Kamis (8/4/2021).
Sebagai informasi, Karya Bhumi Lestari adalah anak perusahaan yang dimiliki 100 persen oleh Petrosea yang fokus untuk mendukung Perusahaan di sektor pertambangan dan konstruksi, khususnya pengadaan alat berat, yang selalu mengedepankan operational excellence dan service excellence.
Raihan kontrak itu pun diyakini dapat membantu PTRO memacu kinerjanya pada tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020, Petrosea mencatatkan pendapatan senilai US$340,68 juta atau turun 28,49 persen dibandingkan perolehan 2019 senilai US$476,44 juta.
Dilihat dari kontribusinya, pendapatan dari pertambangan masih mendominasi senilai US$209,92 juta pada 2020 turun 26,86 persen dari tahun sebelumnya US$287,04 juta.
Selanjutnya pendapatan dari segmen konstruksi dan rekayasa turun 32,61 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$65,81 juta dan pendapatan jasa turun 32,57 persen yoy menjadi US$59,95 juta.
Hanya pendapatan lain-lain yang mengalami kenaikan sebesar 77,45 persen yoy menjadi US$4,99 juta.
Namun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari PTRO ini mengalami kenaikan 3,54 persen menjadi US$32,27 juta dari sebelumnya US$31,17 juta.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Kamis (8/4/2021) PTRO parkir di level Rp1.990 per saham, naik 0,51 persen. Sepanjang tahun berjalan, saham emiten yang digenggam oleh Lo Kheng Hong ini telah naik 3,11 persen.
Kapitalisasi pasar PTRO di posisi Rp2,01 triliun.