Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB (8/4/2021), karena aksi ambil untung dari kenaikan empat hari beruntun.
Penurunan harga emas terjadi sehari setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu. Sementara itu, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mendukung harapan pemulihan cepat meredupkan daya tarik logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, turun US$1,40 atau 0,08 persen menjadi ditutup pada US$1.741,60 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (7/4/2021), emas berjangka melonjak US$14,2 atau 0,82 persen menjadi US$1.743,00, setelah menyentuh posisi tertinggi sesi di US$1.746,55.
Emas berjangka naik tipis US$0,4 atau 0,02 persen menjadi US$1.728,80 pada Senin (5/4/2021), setelah terangkat US$12,8 atau 0,75 persen menjadi US$1.728,40 pada Kamis (1/4/2021), dan melambung US$29,6 atau 1,76 persen menjadi US$1.715,60 pada Rabu (31/3/2021).
"Jika kita mendapatkan kekuatan berkelanjutan dalam laporan ekonomi, saya kira kita akan melihat kemungkinan yang lebih besar dari kenaikan suku bunga ... imbal hasil meningkat. Yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada emas," kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments Jeffrey Sica.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil sangat sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi, karena meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset tersebut.
Baca Juga
Data pada Selasa (6/4/2021) menunjukkan lowongan pekerjaan AS naik ke level tertinggi dua tahun pada Februari, sementara penguatan permintaan domestik membantu perekrutan di tengah peningkatan vaksinasi COVID-19 dan bantuan pandemi tambahan dari pemerintah.
Sementara itu, Federal Reserve AS tetap berhati-hati tentang berlanjutnya risiko pandemi virus Corona dan berkomitmen untuk memberikan dukungan kebijakan moneter sampai rebound lebih aman, risalah rapat bank sentral untuk Maret menunjukkan.
"Tidak banyak indikasi tentang apa yang akan mereka lakukan [berkenaan dengan suku bunga] yang membuatnya jelas bahwa untuk klarifikasi nyata kita harus menunggu dan melihat apa yang terjadi dengan berita ekonomi," kata Sica.
Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan prospeknya untuk pertumbuhan ekonomi global lagi pada Selasa (6/4/2021), memperkirakan output dunia akan naik 6,0 persen tahun ini, tingkat yang tidak terlihat sejak tahun 1970-an.
S&P 500 menambah keuntungan, sementara indeks dolar naik tipis setelah Fed merilis risalah pertemuannya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik dua sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada US$25,247 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$8,6 atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada US$1.231,9 per ounce.