Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dividen 2020 Menyusut, Akankah Saham PTBA Mampu ke Atas Level Rp3.000?

Sejumlah analis menaikkan rekomendasi saham PTBA seiring dengan potensi pertumbuhan kinerja. Namun, apakah harga saham pada tahun 2021 mampu memenuhi ekspektasi analis?
Proses mobilisasi batu bara dari ketinggian 15 meter - 20 meter di Anjungan Tambang Air Laya yang disediakan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) / Tim Jelajah Komoditas Bisnis Indonesia
Proses mobilisasi batu bara dari ketinggian 15 meter - 20 meter di Anjungan Tambang Air Laya yang disediakan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) / Tim Jelajah Komoditas Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bukit Asam Tbk. diproyeksi dapat menembus ke atas level Rp3.000 per saham hingga akhir tahun 2021 seiring dengan potensi pertumbuhan kinerja.

Namun, saat ini saham tampak melesu setelah perseroan mengumumkan dividen yang lebih kecil daripada perkiraan.

Analis NH Korindo Sekuritas Maryoki Pajri Alhusnah mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan rekomendasi saham emiten berkode PTBA itu menjadi beli dengan target harga lebih tinggi ke Rp3.280 per saham dari target sebelumnya Rp3.030 per saham.

“Kenaikan peringkat itu mempertimbangkan potensi Averagse Selling Price (ASP) batu bara pada 2021 dan proyek gasifikasi yang akan mulai konstruksi dalam waktu dekat,” tulis Maryoki dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (6/4/2021).

ASP PTBA diproyeksi naik di kisaran Rp942.500 per ton pada 2021 seiring dengan adanya sinyal permintaan batu bara yang mulai pulih bersamaan dengan potensi pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan kenaikan ASP tersebut, PTBA diproyeksi juga dapat memperbaiki kinerja keuangannya pada tahun ini.

Maryoki pun memproyeksi pendapatan PTBA pada 2021 dapat naik 29,7 persen menjadi Rp22,5 triliun dengan bottom line dapat naik hingga 81 persen ke posisi Rp4,3 triliun. 

Untuk diketahui, pada 2020, PTBA mencetak penurunan laba bersih 41,17 persen menjadi Rp2,38 triliun, sedangkan pendapatan melemah 20,48 persen ke posisi Rp17,32 triliun.

Secara terpisah, analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu juga menaikkan target harga saham PTBA untuk tahun ini ke Rp3.200 per saham dari sebelumnya sebesar Rp2.830 per saham.

Hal itu seiring dengan potensi pemulihan kinerja pada tahun ini. Dessy memperkirakan pendapatan PTBA 2021 dapat naik 13,3 persen ke posisi Rp19,6 triliun dengan laba bersih sekitar Rp2,9 triliun.

“Kami memperkirakan adanya pertumbuhan produksi dan penjualan PTBA tahun ini, sejalan dengan pemulihan permintaan dari pasar global,” ujar Dessy dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (6/4/2021).

Kendati demikian, saham PTBA melesu pada perdagangan Selasa (6/4/2021). Hingga pukul 11.38 WIB, PTBA terkoreksi 1,57 persen ke posisi Rp2.500 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2021, PTBA telah terkoreksi 11,03 persen.

Koreksi yang terjadi terhadap saham PTBA itu setelah pemegang saham memutuskan pembagian dividen PTBA yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 yang digelar Senin (5/4/2021), pemegang saham memutuskan hanya membagikan dividen sebesar Rp835 miliar untuk tahun buku 2020.

“Dividen untuk tahun buku 2020 itu dibagikan 35 persen daripada laba bersih Rp2,4 triliun, atau sebesar Rp835 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. saat konferensi pers, Senin (5/4/2021).

Adapun, DPR PTBA untuk tahun buku 2020 menyusut dibandingkan dengan DPR perseroan untuk tahun buku 2019. DPR kali ini pun menjadi pertama kalinya bagi PTBA menebar dividen dengan payout ratio di bawah 50 persen dalam dua tahun terakhir.

PTBA membagikan dividen Rp3,65 triliun untuk kinerja tahun buku 2019, atau setara dengan 90 persen dari total laba bersih yang mencapai Rp4,05 triliun.

Sebagai informasi, DPR perseroan untuk kinerja tahun buku 2019 naik dari tahun sebelumnya. Tercatat, PTBA membagikan dividen 75 persen dari total laba 2018.

Dengan sentimen tersebut, mampukah harga saham PTBA menembus ke atas level Rp3.000 per saham pada akhir 2021 seperti ekspektasi mayoritas analis? Kita tunggu saja...

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper