Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Diprediksi Bangkit Lagi pada Kuartal II/2021

Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini hampir seluruh jenis reksa dana mencetak kinerja negatif, kecuali reksa dana pasar uang yang membukukan imbal hasil 0,95 persen.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Meski rapor kinerja reksa dana kuartal I/2021 cenderung memerah, kinerja produk investasi kolektif tersebut diproyeksi kembali bangkit pada kuartal ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini hampir seluruh jenis reksa dana mencetak kinerja negatif, kecuali reksa dana pasar uang yang membukukan imbal hasil 0,95 persen.

Reksa dana saham berada di posisi paling bawah dengan kinerja -3,75 persen secara kuartalan. Diikuti reksa dana pendapatan tetap dengan return -1,91 persen dan reksa dana campuran dengan return -1,25 persen dalam periode yang sama.

Sebagai perbandingan, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau hanya tumbuh 0,54 persen sepanjang kuartal I/2021. Indeks Infovesta Gobernment Bond -1,13 persen, sedangkan Infovesta Corporate Bond Index tumbuh 1,31 persen.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja negatif reksa dana di kuartal I/2021 di luar ekspektasi karena tertekan oleh kondisi pasar saham dan obligasi yang volatil serta dibayangi beragam sentimen dari internal maupun eksternal.

“Khususnya untuk yang saham ya, perkiraan awal itu bisa tumbuh cukup tinggi karena ada optimisme vaksinasi. Obligasi juga ternyata harus tertekan sentimen global karena kenaikan US Treasury,” tutur dia, Senin (5/3/2021)

Kendati demikian, Wawan memperkirakan kinerja reksa dana berbasis saham dan pendapatan tetap dapat bangkit kembali di kuaryal II/2021 tahun ini, meski pertumbuhannya belum akan signifikan.

Untuk kelas aset saham, Wawan mengatakan dalam jangka pendek masih akan cenderung volatil tapi pelemahannya terbatas. Pun, indeks komposit diramal akan berangsur membaik setidaknya di paruh kedua kuartal atau selepas momentum Idul Fitri.

“Saham ini akan didorong oleh rebound saham-saham perbankan yang sekarang sedang murah sekali, lalu tower juga prospektif, dan consumer goods diharapkan naik seiring Lebaran ya,” tuturnya.

Sementara untuk kelas aset obligasi atau pendapatan tetap, Wawan mengatakan kuartal II/2021 ini adalah momen kebangkitan pasar obligasi domestik seiring tren kenaikan US Treasury yang mulai mereda.

Di lain sisi, Wawan secara fundamental kondisi pasar obligasi Indonesia masih sangat menarik dengan yield yang tinggi dibandingkan negara berkembang lain, valuasi yang saat ini sangat murah, serta potensi pemangkasan suku bunga lanjutan di tahun ini.

“Potensi untuk kembali menguat itu ada sekali, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih negatif, inflasi rendah. Belum lagi menjelang periode pembagian kupon jadi kinerja reksa dana pendapatan tetap akan lebih baik di kuartal ini,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper