Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk., membukukan pertumbuhan kinerja pada 2020 kendati di tengah banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BYAN itu membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$328,73 juta pada 2020. Dengan estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS, laba bersih itu mencapai Rp4,76 triliun.
Perolehan itu tumbuh 47,15 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$223,39 juta.
BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$1,395 miliar (sekitar Rp20,23 triliun) pada 2020, naik tipis 0,28 persen dibandingkan dengan pendapatan 2019 sebesar US$1,391 miliar.
Pendapatan itu terdiri atas US$1,38 miliar dari segmen batu bara dan US$6,16 juta pada segmen non batu bara.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, BYAN membukukan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi sebesar US$932,24 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$902,2 juta.
Baca Juga
Selain itu, perseroan membukukan pemulihan penurunan nilai properti pertambangan, bersih sebesar US$165,86 juta dan pendapatan lain-lain sebesar US$6,69 juta pada 2020 sehingga menjadi pos yang membantu pertumbuhan baik di pos laba pada 2020.
Di sisi lain, BYAN mencatatkan total liabilitas sebesar US$758,17 juta pada akhir 2020, membengkak dari posisi akhir 2019 sebesar US$658,95 juta. Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$236,69 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$521,47 juta.
Sementara itu, total aset emiten tambang batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar itu naik menjadi US$1,61 miliar pada akhir 2020, dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$1,27 miliar.
Total aset tersebut termasuk US$383,8 juta kas setara kas perseroan yang naik 119,96 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$174,48 juta.
Selain itu, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi juga naik signifikan 629,59 persen menjadi US$360,97 juta dibandingkan dengan perolehan 2019 yang hanya sebesar US$49,47 juta.
Di lantai bursa, pada perdagangan Kamis (1/4/2021) hingga pukul 14.08 WIB saham BYAN naik 0,2 persen ke posisi Rp12.500 per saham. Kapitalisasi pasar BYAN di posisi Rp41,67 triliun.