Bisnis.com, JAKARTA - PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) membukukan penjualan Rp1,14 triliun sepanjang 2020.
Dengan nilai penjualan ini, perusahaan unggas terpadu itu mengalami lonjakan kinerja penjualan sebesar 99,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Tahun sebelumnya penjualan WMUU sebesar Rp576,71 miliar.
Kenaikan penjualan ini membawa laba WMUU ikut melonjak tajam. Tercatat laba perusahaan melonjak dari Rp36,91 miliar menjadi Rp76,43 miliar. Dengan kata lain, laba perusahaan mengalami lonjakan 107,07 persen.
Saat laba melonjak tajam, WMUU juga mencatatkan kenaikan aset. Tercatat kekayaan perusahaan melonjak dari Rp864,18 miliar menjadi Rp1,41 triliun.
Kenaikan aset ini terutama didorong kenaikan ekuitas dari Rp300,5 miliar menjadi Rp676,94 miliar.
Selain itu perusahaan mengalami kenaikan utang jangka pendek dari Rp231,6 miliar menjadi Rp443,04 miliar. Kenaikan utang jangka pendek ini terutama berasal dari pos utang lain-lain.
Baca Juga
Sementara itu, utang jangka panjang perusahaan tercatat turun dari Rp332,07 miliar menjadi Rp296,5 miliar.
WMUU merupakan emiten tergolong anyar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan unggas ini menggelar IPO pada 2 Februari 2021.
Perusahaan yang digawangi mantan bos PT PP (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana pada 2021 ini mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6 juta ekor melalui dua tahap.
Pada tahap pertama sebanyak 4 juta broiler pada 2021 dan 2 juta broiler pada 2022. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal dan sumber lainnya.
Aksi korporasi WMU, rencananya tidak berhenti pada IPO saja, perseroan berencana menerbitkan obligasi di akhir tahun ini untuk mendukung ekspansi/