Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang 2020. Penurunan pendapatan yang tidak diiringi penurunan beban membuat laba bersih perseroan pun berbalik menjadi rugi.
Berdasarkan laporan keuangan 31 Desember 2020, dikutip Rabu (31/3/2021), emiten bersandi MAIN ini mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp7 triliun turun 6,09 persen dari periode tahun 2019 sebesar Rp7,454 triliun.
Sementara beban pokok penjualan pada 2020 sebesar Rp6,34 triliun turun tipis dari periode 2019 yang sebesar Rp6,55 triliun. Dengan demikian, laba bruto perseroan menjadi Rp653,5 miliar turun dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp901,68 miliar.
Kondisi ini membuat posisi bottom line berubah dari posisi laba menjadi rugi pada 2020. Perseroan mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp38,95 miliar sepanjang 2020, sementara pada tahun 2019 tercatat laba sebesar Rp152,42 miliar.
Adapun, total aset MAIN tercatat meningkat tipis menjadi sebanyak Rp4,67 triliun naik dari tahun 2019 yang sebesar Rp4,64 triliun.
Kenaikan tersebut utamanya dari peningkatan aset tidak lancar menjadi Rp2,68 triliun yang naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,63 triliun. Sementara, aset tidak lancar mengalami penurunan menjadi Rp 1,98 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,01 triliun.
Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp2,52 triliun, turun tipis dari 2019 yang sebesar Rp2,53 triliun.
Penurunan terutama terjadi pada liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp1,66 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,7 triliun. Sementara, liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp868,5 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp833,1 miliar.
Adapun, posisi kas, setara kas, dan cerukan pada akhir tahun sebesar Rp142,43 miliar naik tipis dari posisi tahun sebelumnya Rp96,78 miliar.
Perseroan juga sepanjang 2020 tercatat mendapatkan pinjaman perbankan jangka panjang sebesar Rp300 miliar dan penerimaan dana syirkah temporer sebesar Rp100 miliar. Perseroan juga tercatat melakukan pembayaran pinjaman bank jangka panjang sebesar Rp370,46 miliar.