Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah tren pertumbuhan industri reksa dana dan persaingan yang semakin ketat, menajer investasi makin giat mengatur strategi.
Presiden Direktur BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih menuturkan, industri reksa dana di tahun ini diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibanding 2020 lalu seiring potensi pemulihan ekonomi pascavaksinasi.
“Didorong pula oleh relaksasi dan stimulus ekonomi yang dicanangkan pemerintah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, iklim suku bunga rendah juga diperkirakan masih akan berlangsung sepanjang 2021 mengingat likuiditas perbankan yang masih tinggi dan proses pemulihan ekonomi yang memerlukan waktu untuk kembali ke level semula.
Seiring dengan kondisi tersebut, Putut menyebut reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang diperkirakan masih akan jadi pilihan favorit para investor di tahun ini.
Dia juga melihat pertumbuhan reksadana saham masih sangat tergantung pada kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG), aliran dana investor asing, dan kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Baca Juga
Lebih lanjut, Putut menilai kondisi persaingan pasar di industri reksadana akan semakin ketat karena investor masih akan melirik ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih menarik di tengah kondisi suku bunga perbankan yang masih rendah.
“Kondisi ketidakpastian masih akan mendorong investor untuk fokus pada instrument investasi dengan tenor pendek,” katanya.
Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya jumlah investor ritel secara signifikan yang berinvestasi di pasar modal, BNI AM mengaku akan fokus pada penguatan dan perluasan jaringan dsitribusi produknya untuk menguatkan posisi perseroan di industri.
“Terutama melalui fintech, pengembangan alternative investment serta pengembangan produk reksadana pendapatan tetap dan pasar uang,” ujar Putut.
Sebelumnya, awal tahun ini Putut mengatakan BNI AM mengincar pertumbuhan dana kelolaan sebesar 30 persen di akhir 2021, dengan berfokus pada produk-produk reksa dana terbuka (open end) dan produk-produk investasi alternatif.