Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen amonia, PT Surya Esa Perkasa Tbk., akan fokus menggenjot produksi amonia dan LPG sebagai salah satu upaya untuk memulihkan kinerja perseroan pada tahun ini.
Direktur Surya Esa Perkasa Kanishk Laroya mengatakan bahwa perseroan berharap dapat kembali meningkatkan produksi amonia dan LPG pada 2021 setelah pada tahun sebelumnya kemampuan produksi perseroan terkendala pandemi Covid-19.
Pada 2020, emiten berkode saham ESSA itu mencatatkan produksi LPG sebesar 61.448 ton, turun 17,9 persen daripada posisi 2019 sebesar 74.871 ton.
Selain itu, volume produksi kondensat turun 15,1 persen yoy menjadi 139.961 ton pada 2020 dan produksi amonia turun 13,9 persen menjadi sebesar 659.734 ton.
“ESSA tahun ini fokus untuk kembali meningkatkan produksi amonia dan LPG sejalan dengan mulai pulihnya permintaan dan terkait rencana proyek amonia baru sehingga untuk sementara lebih banyak opex [operating expenditure], bukan capex [capital expenditure],” ujar Kanishk kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Fokus opex itu pun sejalan dengan langkah perseroan yang tidak berencana untuk meningkatkan kapasitas dua pabrik ESSA, pabrik LPG di Palembang dan pabrik amonia di Sulawesi Tengah.
Baca Juga
Adapun, hingga saat ini dua pabrik yang dioperasikan ESSA itu telah mampu beroperasi secara maksimal.
Di sisi lain, peningkatan produksi itu juga sebagai upaya menangkap peluang untuk memperbaiki kinerja perseroan tahun seiring dengan pemulihan harga amonia dan LPG pada tahun ini.
Pasalnya, ESSA mencetak rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$19,12 juta, berbanding terbalik dengan 2019 perseroan berhasil mencetak laba US$2,63 juta.
Sementara itu, pendapatan ESSA pada 2020 hanya sebesar US$175,51 juta, turun 20,97 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$221,91 juta.
Kanishk mengatakan bahwa perseroan cukup optimis akan terjadi perbaikan kinerja pada tahun ini melihat peningkatan harga LPG dan Amonia, khususnya untuk produk amonia akibat keterbatasan pasokan di pasar global dan pemulihan permintaan.
“Untuk tahun ini kami memproyeksikan akan terjadi perbaikan harga untuk produk LPG dan amonia yang kami produksi,” ujar Kanishk.
Selain itu, untuk strategi bisnis lainnya ESSA sedang menjajaki kemungkinan untuk project pipeline terbaru dan pengembangan proyek Blue Ammonia.
ESSA masih dalam tahap melakukan Joint Study untuk memastikan cara terbaik memanfaatkan teknologi CCS bagi pabrik Amonia perseroan bersama dengan JOGMEC, Mitsubishi, dan ITB.
“Setelah studi ini selesai, kami akan dapat memberikan detail yang lebih baik tentang bagaimana kami dapat mewujudkan Blue Ammonia secara optimal,” papar Kanishk.