Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih akan dibayangi sentimen tren kenaikan imbal hasil obligasi AS dan diprediksi masih berfluktuatif.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah kemungkinan masih bergerak cukup fluktuatif pada pembukaan perdagangan Selasa (23/3/2021) setelah ditutup stagnan pada perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di posisi Rp14.407 per dolar AS pada perdagangan Senin (22/3/2021). Posisi itu tidak berubah dibandingkan dengan penutupan pekan lalu.
“Nilai tukar rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.390 - Rp14.430 per dolar AS, “ ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (23/3/2021).
Ibrahim menjelaskan bahwa kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS terus membuat dolar AS bergerak menguat.
Lelang US Treasury dengan tenor dua, lima, dan tujuh tahun di akhir pekan ini juga berada dalam radar investor.
Baca Juga
Bank-bank besar AS juga harus melanjutkan memegang lapisan tambahan modal penyerap kerugian terhadap Kementerian Keuangan AS dan deposito bank sentral mulai April dan seterusnya setelah Federal Reserve AS mengatakan bahwa mereka tidak akan memperpanjang jeda sementara peraturan Covid-19 karena akan berakhir pada Maret 2021.
Pelaku pasar juga memantau KTT Inovasi BIS pada pekan ini, di mana Powell berada dalam daftar pembicara bersama kepala bank sentral lainnya termasuk Christine Lagarde dari Bank Sentral Eropa dan Andrew Bailey dari Bank Sentral Inggris.