Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsorsiumnya Jadi Operator Pelabuhan Patimban, Indika Energy (INDY) Berharap Bikin Untung

PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) adalah konsorsium bersama antara PT CT Corp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services (ILSS), PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya
Sejumlah kargo kendaraan siap dikirimkan melalui Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban, Subang pada Minggu (10/1/2021). Pelabuhan Patimban mulai melayani kiriman kargo kendaraan baik menggunakan kapal kargo maupun kapal roll on-roll off( roro). /BISNIS.COM-Rinaldi M. Azkarn
Sejumlah kargo kendaraan siap dikirimkan melalui Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban, Subang pada Minggu (10/1/2021). Pelabuhan Patimban mulai melayani kiriman kargo kendaraan baik menggunakan kapal kargo maupun kapal roll on-roll off( roro). /BISNIS.COM-Rinaldi M. Azkarn

Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) resmi menjadi bagian dari konsorsium pengelola Pelabuhan Patimban, Jawa Barat. Keterlibatan emiten pertambangan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan melalui diversifikasi usaha.

Corporate Secretary Indika Energy Adi Pramono melaporkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa pada 17 Maret 2021, telah dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) antara Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI).

"PPI adalah konsorsium bersama antara PT CT Corp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services (ILSS), selaku anak perusahaan terkendali Perseroan, PT U Connectivity Services dan PT Terminal Petikemas Surabaya, sebagai konsorsium pelaksana Hasil Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pelabuhan Patimban di Jawa Barat pada 29 Desember 2020 lalu," jelasnya dalam keterbukaan, Senin (22/3/2021).

Setelah perjanjian KPBU ini berlaku efektif, maka PPI secara resmi menjadi operator yang akan mengelola Pelabuhan Patimban dan diharapkan dapat memberi pelayanan prima serta mampu mengelola pelabuhan seefisien mungkin.

Dengan demikian, mampu berkontribusi mengurangi biaya logistik nasional secara signifikan.

"Keikutsertaan ILSS sebagai anggota Konsorsium Patimban ini merupakan salah satu strategi diversifikasi yang dilakukan oleh grup Perseroan dan, secara khususnya, untuk meningkatkan kinerja ILSS," ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban untuk memperbesar pasar ekspor dan mengurangi traffic existing di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan pelabuhan tersebut diharapkan dapat menekan biaya logistik di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten hingga Jawa Tengah.

Seiring dengan persiapan yang dilakukan menjelang soft launching Pelabuhan Patimban pada Minggu (20/12/2020), ada banyak hal yang perlu diketahui tentang keistimewaan Pelabuhan Patimban.

Pertama, pelabuhan tersebut adalah poyek panjang bernilai jumbo. Pembangunan Pelabuhan Patimban sudah dimulai sejak 2019 dan akan diselesaikan secara bertahap hingga ditargetkan kelar pada 2027.

Untuk menyelesaikan proyek ambisius seluas 654 hektare itu pemerintah membutuhkan investasi cukup besar. Presiden Joko Widodo bahkan mengatakan untuk tahap pertama, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp29 triliun.

Sementara total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pelabuhan itu hingga selesai mencapai Rp50 triliun.

Kedua, proyek Patimban juga diharapkan jadi hub produksi otomotif. Presiden bahkan menyebut nantinya sebagian besar yang masuk ke Patimban adalah untuk ekspor mobil ke Australia, New Zealand, dan negara Asean lainnya.

Pada hari yang sama saat soft launching, akan dilaksanakan ekspor perdana sejumlah 140 unit mobil dengan menggunakan Kapal MV. Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd ke Brunei Darussalam.

Ketiga, Pelabuhan Patimban juga dinilai berada di lokasi yang cukup strategis. Pelabuhan ini berlokasi di Subang Jawa Barat yang berada di antara Jakarta – Cirebon.

Selain itu, Patimban juga terkoneksi dengan jalan tol sehingga dapat mengangkat potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang Koridor Utara Jawa.

Oleh karena itu, dalam menghadapi Asean Connectivity 2025, Pelabuhan Patimban diharapkan dapat berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Pasalnya waktu tempuh kawasan industri di Jawa Barat ke Patimban hanya sekitar 1-2 jam dibandingkan ke Tanjung Priok yang memakan 4-5 jam.

Keempat, membuka lapangan kerja baru hingga 200.000. Penambahan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya akan dirasakan bagi yang berdomisili di sekitar pelabuhan.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan bahkan menargetkan dalam 10 tahun ke depan, Pelabuhan Patimban dapat membuka lapangan kerja hingga 4,3 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper