Bisnis.com, JAKARTA - Kabar dari sejumlah sektor ekonomi menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Jumat (12/3/2021), di antaranya rencana go public perusahaan unikorn dan korporasi BUMN mulai bergulir.
Selain itu, LPI yang fokus membiayai sektor infrastrukur akan memeberikan porsi besar untuk BUMN yang tengah mengelola sektor infrastruktur. Kemudian, tercatat imbal hasil riil SUN RI bertenor 10 tuhun paling unggul dibandingkan negara berkembang lain setelah Afrika Selatan.
Jelang akhir pekan, berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:
1. LPI Intip Proyek Negara
Lembaga pengelola investasi atau LPI pada tahun ini fokus membiayai sektor infrastruktur utama berupa jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara, yang digadang-gadang mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, sektor infrastruktur yang tengah dikelola BUMN mendapat posisi paling besar pada tahap awal ini yang juga bertujuan membantu pemulihan ekonomi di tengah Covid-19.
2. Pintu Lebar IPO Unikorn dan BUMN
Sedikit demi sedikit, rencana go public perusahaan unikorn dan korporasi dari BUMN mulai bergulir dengan melaksanakan pendaftaran ke otoritas bursa dan membuka diri terhadap investor potensial. Berdasarkan data BEI, 9 perusahaan telah mencatatkan saham perdana pada tahun ini dan dalam pipeline BEI masih terdapat 25 perusahaan yang akan menggelar initial public offering (IPO).
3. SUN RI Paling Menggiurkan
Daya tarik itu tercermin pada imbal hasil riil atau real yield surat utang negara bertenor 10 tahun yang mencapai 5,31 persen. Dalam kelompok pasar negara berkembang, Indonesia hanya kalah dari Afrika Selatan yang memiliki real yield 6,11 persen. Di Asia, real yield obligasi RI paling unggul, termasuk dibanding negara maju seperti Singapura dan Korea Selatan.
4. Akselerasi Penuh Kendala
Prospek positif ekonomi Indonesia yang dipaparkan oleh Organisation for Economic Coorperation and Development (OECD) menghadapi tantangan berat, yakni risiko tertekannya konsumsi sejalan dengan diperpanjangnya penerapan PPKM, dan sumbatan arus dagang. OECD merivisi pertumbuhan ekonomi nasional dari sebelumnya 4 persen menjadi 4,9 persen pada 2021 sejalan dengan dimulainya tahap vaksinasai. Angka tersebut mendekati target yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 5 persen.
5. Kesenjangan Kian Menjulang
Presiden AS Joe Biden telah memesan dosis vaksin yang hampir sepenuhnya cukup untuk menyuntik seluruh penduduk dewasa Amerika sebanyak dua kali. Dia menyerukan perluasan produksi di tengah ketidakpastian kebutuhan domestik dan perebutan pasokan vaksin oleh negara-negara sekutu. Kebijakan ini mengindikasikan bahwa Biden mengharapkan surplus vaksin, sebelum AS membantu mendistribusikan pasokan pada negara lain.