Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN operator tol PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) masih memiliki piutang atas dana talangannya dalam sejumlah proyek pemerintah hingga Rp3 triliun.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal menuturkan sejumlah piutang perseroan dari pemerintah masih ada yang belum dibayarkan penuh atas proyek-proyek yang menggunakan dana talangan pemerintah.
"Waktu itu sudah dibayar, saat ini tinggal Rp3 triliun, yang kami harapkan bisa terima dalam waktu dekat," ujarnya, Senin (8/3/2021).
Di sisi lain, pemerintah tengah berupaya menggenjot infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, anggaran negara terbatas sehingga perlu alternatif pendanaan untuk mengejar tujuan tersebut.
Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) pun dibentuk untuk memecah masalah pendanaan ini. Dengan adanya LPI, pemerintah mengajak keterlibatan investor luar negeri untuk terlibat dalam pembangunan di Tanah Air. Keberadaan LPI ini kemudian menjadi angin segar bagi perusahaan pelat merah terjun dalam pembangunan ini.
Donny mengatakan SWF setidaknya memiliki empat manfaat. Pertama, meningkat likuiditas perusahaan karena adanya aliran dana masuk. Kedua, alternatif pendanaan dari sisi ekuitas.
Baca Juga
"Manfaat ketiga adalah untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga karena ada equity yang masuk," urainya.
Poin keempat, lanjut Donny, dengan adanya asset recycling akan meningkat kinerja karena penjualannya dilakukan di atas nilai buku.
Jasa Marga sendiri, ucap Donny, sebenarnya memiliki 21 aset yang siap menampung dana dari LPI ini. Dari 21 aset, sebanyak 18 masuk dalam tahapan brownfield.
Meski 21 aset siap, Jasa Marga hanya menyiapkan 9 aset yang ditawarkan untuk tahap pertama. Sembilan aset itu yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Jakarta-Cikampek II Elevated, Semarang-Batang, Gempol-Pandanaan, dan Pandaan-Malang. Lalu, ada juga Gempol-Pasuruan, Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung dan Bali Mandara.
"Perlu kami sampaikan aset-aset yang kita siapkan ini bisa diganti aset lainnya sesuai dengan risk appetite INA sendiri, jadi baru kita siapkan sebagai awal meskipun kita ready 21 aset di bawah Jasa Marga," kata Donny.