Bisnis.com, JAKARTA – Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) masih mencari waktu yang tepat untuk melakukan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.
Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan pihaknya belum dapat memastikan berjalannya aksi rights issue. Perusahaan masih terus memantau sejumlah kondisi dan indikator sebelum dapat melanjutkan aksinya.
“Akan kami lakukan saat waktunya tepat, karena kami tidak hanya mempertimbangkan kondisi market,” katanya dalam konferensi pers pada Kamis (4/3/2021).
Suryandi menambahkan, salah satu pertimbangan yang membuat perusahaan urung melaksanakan rights issue pada tahun lalu adalah pandemi virus corona. Kondisi tersebut dinilai perusahaan tidak kondusif untuk menggalang dana.
Di sisi lain, perusahaan juga menginginkan agar aksi tersebut sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
“Saat ini kami masih terus memantau kondisi yang tepat. Bila ada perkembangan lebih lanjut, akan kami informasikan,” ungkapnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, emiten entitas anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) itu akan akan melepas sebanyak-banyaknya 7,1 miliar saham melalui aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Adapun, pada sesi I perdagangan Jumat (5/3/2021) saham TPIA parkir di level Rp9.525 per saham. Apabila rights issue dilaksanakan dengan asumsi harga tersebut, maka TPIA berpotensi menggalang dana jumbo hingga Rp67,45 triliun. TPIA juga telah mendapat restu dari para pemegang saham untuk melakukan aksi ini sejak tahun lalu.
“Rights issue sudah disetujui oleh pemegang saham, timing-nya masih akan harus kami cermati terlebih dahulu. Yang penting persetujuan itu sudah didapati begitu waktu pas kami akan lakukan rights issue,” papar Suryandi.