Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jalan tol PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) memperkirakan pendapatannya tergerus sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19. Penurunan pendapatan ini menjadi yang pertama kali sejak krisis ekonomi 1998.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengungkapkan pengumuman mengenai pendapatan masih menunggu hasil audit keuangan, sehingga pihaknya masih menanti angka pastinya. Namun, dia memastikan kuartal IV/2020 akan mendapatkan hasil lebih dari dari tiga kuartal sebelumnya.
"Pada kuartal IV/2020, kami mengharapkan lebih baik dari tiga kuartal sebelumnya. Apalagi, sejak banyaknya pengerjaan konsesi jalan tol, kami terdampak beban bunga pinjaman atau interest bearing debt to total equity [DER], kami masih melakukan penghitungan," jelasnya dalam diskusi MNC Group Investor Forum 2021, Rabu (3/3/2021).
Emiten bersandi JSMR ini masih mengharapkan hasil positif setelah terdampak pandemi Covid-19. Pendapatan JSMR jelasnya, turun berkisar Rp2 triliun atau sekitar 15 persen.
Selain itu, JSMR pada tahun yang sama tetap melakukan ekspansi dengan penambahan pinjaman untuk pengerjaan konsesi tol yang ditugaskan pemerintah. Pinjaman dan Covid-19 ini, jelasnya, tentu akan berdampak buruk terhadap kinerja.
"Pada 2020 menjadi tahun Covid-19, walaupun sempat terhantam sangat berat di kuartal I/2020, tapi dalam tahun penuh diperkirakan pendapatan kami hanya turun berkisar 15 persen, ini hal yang baik," katanya.
Selama pandemi Covid-19 pun, JSMR melakukan beberapa adaptasi dalam pekerjaan termasuk melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan secara rutin. JSMR juga memberlakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH).
Donny menyebut, walaupun pendapatan turun, dia mengharapkan bottom line atau laba bersih dapat tetap tumbuh. Pasalnya, perseroan telah melakukan sejumlah efisiensi dan pemangkasan biaya.
"Kami telah melakukan efisiensi sepanjang 2020 dan kami masih mengharapkan hasil positif pada bottom line, itu yang terbaik yang bisa dilakukan, karena dampak negatif Covid-19 cukup besar," katanya.
Dia optimistis karena dalam bisnis tol, EBITDA marjin cukup tinggi berkisar 60 hingga 65 persen. Hal ini yang membuat bisnis tol cukup berketahanan menghadapi Covid-19.
Pada 2019, pendapatan Jasa Marga mencapai Rp10,98 triliun, jika diperkirakan turun hingga Rp2 triliun, pendapatan JSMR sebelum diaudit dapat berkisar Rp9 triliun.
Adapun, sepanjang tahun, sejak krisis ekonomi 1998, pendapatan JSMR terutama dari jalan tol yang sudah matang selalu tumbuh bagaimanapun kondisi ekonominya.
Pendapatan bisnis tol JSMR pada 13 ruas tol yang sudah matang pada krisis 1998 mengalami penurunan menjadi Rp0,67 triliun dari periode 1997 sebesar Rp0,73 triliun. Namun, pada tahun selanjutnya 1999, kinerja pendapatannya langsung meningkat menjadi Rp0,74 triliun sedikit lebih tinggi dari periode sebelum krisis.
Kemudian, baru ketika pandemi Covid-19 pada 2020, JSMR memperkirakan mengalami pendapatan yang anjlok setelah terus bertumbuh sejak masa krisis ekonomi tersebut.