Bisnis.com, JAKARTA — Kemitraan manajer investasi dengan agen penjual reksa dana daring dinilai menjadi sarana yang tepat untuk menjangkau investor, terutama yang berusia muda.
Direktur Sales dan Marketing Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia AM) Yulius Manto menuturkan, saat ini perkembangan teknologi telah menjangkau seluruh sudut kehidupan kita sehari-hari, tidak terkecuali di dunia investasi.
Karena itu, ujar Yulius, Batavia AM bekerja sama dengan para agen penjual reksa dana daring (APERD) sebagai salah satu strategi untuk menjaring lebih banyak investor, terutama investor pemula dan yang berusia muda.
Melalui kerja sama tersebut produk-produk reksa dana Batavia AM dapat ditemui di platform APERD daring seperti Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama), Bareksa (PT Bareksa Portal Investasi), dan beberapa lainnya.
Dia menuturkan, melalui APERD daring investor lebih dimudahkan bertransaksi dan dengan jumlah nominal yang relatif kecil. Selain itu, MI juga dapat menyediakan produk-produk berkualitas sesuai dengan tujuan dan risk profile dari masing-masing investor.
“Menurut pandangan kami, kemudahan dalam berinvestasi ini akan mendorong dan menarik anak-anak muda untuk lebih terlibat dalam berinvestasi sehingga akan membentuk habit mereka ke depan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (24/2/2021)
Baca Juga
Lebih lanjut, Yulius menilai hal itu sudah mulai terlihat dari penambahan SID yang sangat signifikan. Tercatat, sepanjang 2020 saja, jumlah investor yg mempunyai SID telah mencapai 3,78 juta atau tumbuh lebih dari 56 persen dibandingkan posisi tutup tahun 2019.
Dia melihat tren pertumbuhan investor masih akan terus terjaga seiring semakin banyak APERD daring yang dari awal sudah menyasar segmen pasar tertentu dan bekerja sama dengan payment gateway agar dana yang investor tidak dibiarkan diam saja, tapi terus berkembang.
“Ini adalah tren yang sangat positif untuk pasar modal di Indonesia, khususnya untuk produk investasi seperti reksa dana. Kami melihat tren ini juga akan terus naik, terutama kondisi pandemi telah mendorong penggunaan aplikasi transaksi ini semakin massif,” imbuhnya.
Apalagi, tambahnya, ke depan hampir semua APERD, termasuk APERD non daring sudah mulai mengembangkan transaksi melalui aplikasi, hanya tinggal masalah waktu investor switch mode transaksi mereka yang masih manual ke transaksi daring.