Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) telah melaksanakan penetapan hasil penjualan obligasi negara ritel seri ORI019 dengan total pemesanan pembelian yang ditetapkan sebesar Rp26.000.868.000.000.
Dana hasil penjualan ORI019 akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Penerbitan ORI019 memecahkan rekor penerbitan SBN ritel secara online, baik dari sisi nominal, jumlah total investor, maupun jumlah investor baru yang didominasi oleh generasi milenial.
ORI019 merupakan seri surat berharga negara (SBN) ritel pertama yang diterbitkan di awal tahun dan diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel tradable. Walaupun tidak ada ORI yang jatuh tempo di awal tahun, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di ORI019.
Untuk memenuhi tingginya animo masyarakat tersebut, pemerintah melakukan penambahan kuota (upsize) selama masa penawaran ORI019. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan terkait penawaran ORI019.
Terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI019. Sebanyak 22.268 atau 45,7 persen merupakan investor baru.
Baca Juga
Direktur Jenderal PPR Luky Alfirman mengatakan bahwa konsistensi pemerintah menerbitkan SBN ritel secara reguler dilakukan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target pembiayaan APBN tahun berjalan. Selain itu juga memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat.
“Diharapkan, peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan,” katanya saat pembukaan penawaran yang dikutip dari siaran pers, Senin (22/2/2021).
Berdasarkan jumlah investor, generasi milenial mendominasi ORI019 dengan porsi sebesar 37,5 persen. Secara nominal masih didominasi generasi baby boomers yaitu 38,6 persen.
Dilihat dari profesi, investor ORI019 didominasi pegawai swasta sebesar 33,8 persen. Secara nominal, investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan, yaitu 46,6 persen.
Sementara itu, jumlah investor didominasi perempuan sebesar 58 persen. Ditilik berdasarkan profesi, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar. Posisi mereka konsisten di tiga penerbitan ORI terakhir.