Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Transportasi Masih Suram, Lorena (LRNA) Tahan Ekspansi

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. memilih menahan ekspansi tahun ini karena permintaan di sektor transportasi darat belum sepenuhnya akan pulih.
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) masih memasang posisi bertahan di tengah pandemi Covid-19, sehingga ekspansi armada pun masih belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Managing Director Lorena dan Karina Transport Dwi Ryanta Soerbakti menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 masih menanti perkembangan pasar.

"Untuk capex 2021, kami masih wait and see, karena efek domino dari pandemi masih sangat terasa. Percuma kalau kami menggelontorkan armada baru di saat demand masyarakat sedang turun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (22/2/2021).

Menurutnya, ketika suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate (7DRR) turun ke level 3,5 persen tidak serta merta menurunkan suku bunga kredit bagi armada angkutan umum.

"Untuk suku bunga, kayaknya masih sulit mendapatkan bunga kredit di kisaran 5--6 persen. Sementara waktu, kami defensive mode dahulu, mencoba untuk dapat bertahan," katanya.

Menurutnya, jumlah penumpang yang semakin berkurang masih terjadi pada 2021 ini, sehingga prospek bisnis transportasi darat masih kelabu. Dia mengharapkan pada 2022 kinerjanya baru mulai meningkat, setelah vaksinasi dilakukan terhadap sebagian besar warga Indonesia.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten bersandi LRNA ini ditutup anjlok 6,19 persen ke level 182. Secara tahun berjalan atau year to date, sahamnya sudah anjlok 7,14 persen atau 14 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper