Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marak Aksi Rights Issue, Investor Harap Perhatikan Faktor Berikut Ini

Para investor diimbau untuk lebih detail mencari informasi tentang rencana penggunaan dana yang akan diperoleh dari rights issue oleh emiten terkait.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten masih melirik pengumpulan dana melalui penerbitan saham baru sebagai pendanaan alternatif tanpa berutang. Para pemegang saham termasuk kalangan ritel juga bisa turut serta meramaikan aksi korporasi emiten.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis,setidaknya sudah ada sebanyak sembilan emiten pada 2021 berencana menerbitkan saham baru melalui skema HMETD.

Kemudian, setidaknya sudah ada 9 emiten yang berjajar dalam antrian menerbitkan rights issue tersebut. Peminatnya pun beragam mulai dari emiten-emiten blue chips, hingga saham yang berharap dapat bertahan di lantai bursa.

Kesembilan emiten tersebut yakni PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), dan  PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS).

Kemudian PT Bank Jago Tbk,  PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYD), PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT), dan PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. (PGJO).

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan, Frankie Wijoyo Prasetio menuturkan rights issue adalah aksi korporasi yang wajar dilakukan, baik pada tahun-tahun sebelum masa pandemi maupun pasca pandemi.

"Adapun, rights issue dilakukan di tahun ini oleh rata-rata emiten adalah untuk membantu struktur permodalan usaha dan modal belanja," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (18/2/2021).

Untuk emiten sektor perbankan seperti ARTO, BBRI dan BRIS, terangnya, juga turut membantu ketahanan keuangan usahanya yang sangat fundamental bagi perbankan untuk mengucurkan perkreditan, sebagai lini utama pemasukannya.

Langkah HMETD ini sekaligus memenuhi modal minimum perseroan, apalagi dalam masa pemulihan pada 2021 ini masih dibayangi oleh Covid-19. Dia mengimbau agar para investor perlu lebih detail mencari informasi tentang rencana penggunaan dana yang akan diperoleh dari rights issue oleh emiten terkait, sehingga harapannya dana hasil tersebut dapat memperkuat fundamental emiten.

"Seperti BBRI yang dikabarkan bakal menggunakan dana dari HMETD untuk mendukung Holding Ultra Mikro, serta BRIS yang baru merapat ke BUMN, dana hasil rights issue juga untuk mendukung kinerjanya dan likuiditas saham dan turut mendongkrak market capital-nya," terangnya.

Menurutnya, sentimen ini cukup baik jika hendak mengoleksi saham-saham emiten tersebut ataupun memenuhi hak investor yang telah memiliki sahamnya untuk mengambil HMETD tersebut.

Kendati demikian, investor perlu mempertimbangkan harga rights issue yang ditawarkan nantinya, juga ratio delusinya, menghasilkan harga lebih murah dari pasar dan tingkat delusi masih taraf wajar.

"Juga perlu diperhatikan rights issue bakal membuat penyesuaian ratio penting saham tersebut seperti PER dan PBV menjadi lebih tinggi, sehingga jika hendak membeli saham pasca pelaksanaan, diutamakan untuk tujuan investasi jangka menengah ke panjang," urainya.

Frankie merekomendasikan saham rights issue dalam waktu dekat ini yakni BBRI, karena adanya dukungan sentimen positif yaitu pendanaan holding BUMN ultra mikro nantinya. Jadi dana hasil HMETD pada bank plat merah terbesar ini lebih dikonsentrasikan untuk pegembangan usaha.

Selain itu, likuiditas saham bank-bank BUMN yang cukup tinggi. Untuk BBRI sendiri pendapatan bunga dari kredit mikro sangat signifikan, setidaknya 45 persen dari total pendapatan perusahaan (termasuk pendapatan bunga syariah).

Apalagi turut bergabungnya BBRI dalam holding UMi (Usaha Ultra Mikro) yang turut menggandeng PT Pemodalan Nasional Madani (PT PNM) dan PT Pegadaian, bakal menambah database nasabah yang tepat sasaran khususnya pelaku UMi untuk dapat menerima kredit usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper