Bisnis.com, JAKARTA - Produsen piranti elektronik PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk bersiap go public dengan menawarkan saham ke publik di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan prospektus Zyrex di harian Bisnis Indonesia, Kamis (18/2/2021), perusahaan ini akan melepas sebanyak-banyaknya 333,33 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp25. Jumlah tersebut setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah pelaksanaan penawaran umum perdana (IPO).
Corporate Secretary Zyrex Evan Jordan mengatakan perusahaan telah melewati berbagai kondisi bisnis yang terjadi selama 25 tahun. Oleh karena itu, manajemen berpikir untuk semakin dikenal dan dimiliki oleh kalangan masyarakat luas melalui IPO.
Dia berujar rencana tersebut, katanya, telah disiapkan dari 2019. Keputusan itu pun memiliki berbagai pertimbangan. Alasan pertama adalah untuk mendapatkan pendanaan guna mengembangkan bisnis dengan memunculkan variasi produk-produk teknologi dan Internet of Things (IoT) yang baru.
"Dalam IPO ini kami mengincar sumber dana sebesar Rp83 miliar yang digunakan sebagai modal kerja dan capital expenditure," katanya saat dihubungi Bisnis melalui email Kamis (18/2/2021).
Selain itu, melalui keterbukaan informasi kepada masyarakat umum, pihaknya berharap dapat mendorong peningkatan kualitas pengelolaan operasional dan keuangan.
Baca Juga
Tak hanya itu, lanjut Evan, sebagai perusahaan terbuka nantinya dapat membuka peluang bagi customer atau supplier untuk menjadi pemegang saham sehingga, kegiatan bisnis nantinya lebih terjamin.
"Menjadi perusahaan terbuka juga akan meningkatkan publikasi perusahaan di berbagai media, sehingga zyrex akan meningkat dan lebih dipercaya oleh pelanggan kami," katanya.
Secara bersama, Zyrex juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 166,66 juta Waran Seri I yang menyertai penerbitan saham baru. Waran diberikan secara gratis dengan rasio 2:1 untuk setiap pembelian saham perseroan.
Prakiraan masa penawaran awal dimulai pada 19 Februari hingga 26 Februari 2021. Adapun prakiraan tanggal efektif pada 10 Maret 2021. Kemudian masa penawaran umum diestimasi berlangsung pada 16-18 Maret 2021.
Adapun, PT BNI Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia ditunjuk menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Adapun penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Saat ini, saham Zyrex dimiliki oleh Timothy Siddik Shu dan Collen Siddik Shu masing-masing 75 persen dan 25 persen. Setelah IPO, kedua pemegang saham itu masing-masing diperkirakan memegang saham Zyrex 50 persen dan 16,67 persen.
Per 30 September 2020, Zyrex memiliki total aset Rp108,75 miliar dengan total ekuitas Rp47,89 miliar. Pendapatan perseroan mencapai Rp179,62 miliar di periode yang sama. Adapun laba bersih tercatat Rp30,22 miliar.
Secara khusus, penjualan Zyrex meningkat 211 persen secara tahunan di akhir September 2020. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan pada penjualan segmen mobile computing devices terutama berupa perangkat tablet.