Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peritel PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) berencana melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:5.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen Erajaya akan melakukan pemecahan nilai nominal saham. Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham ERAA dan meningkatkan daya beli investor ritel terhadap saham perseroan.
"Stock split dilakukan dengan rasio 1:5," papar manajemen, Selasa (9/2/2021).
Stock Split akan dilakukan dengan rasio 1:5, di mana setiap 1 lembar saham Perseroan dengan nilai nominal Rp500,- akan berubah menjadi 5 lembar saham dengan nilai nominal Rp100. Oleh karena itu, perseroan akan meminta izin pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 Maret 2021.
Pada penutupan perdagangan Selasa (9/2/2021), saham ERAA naik 4,81 persen atau 130 poin menjadi Rp2.830. Sepanjang hari ini, saham ERAA bergerak di rentang Rp2.730-Rp2.850. Nilai transaksi mencapai Rp91,42 miliar.
Saham ERAA sudah meningkat 58,99 persen sepanjang tahun berjalan. Sebagai permisalan, jika harga penutupan hari ini menjadi acuan stock split 1:5, maka nilainya menjadi Rp566.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp295,11 miliar, naik signifikan 78,2 persen secara tahunan hingga sembilan bulan pertama tahun 2020.
Padahal, ERAA hanya membukukan penjualan sebesar Rp23,17 triliun, turun tipis 1,8 persen daripada Rp23,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula mengatakan bahwa kinerja dan laba bersih perusahaan pada kuartal ketiga mengalami peningkatan karena beberapa faktor.
“Pertama, peningkatan laba bruto perusahaan. Kedua, pengurangan beban bunga karena berkurangnya jumlah utang di tahun 2020,” paparnya belum lama ini.
Di samping itu, ERAA mencatat adanya perbaikan permintaan atas produk headset, aksesoris dan perangkat pendukung lainnya. Hal ini berhubungan erat dengan kebutuhan produktivitas karena anjuran bekerja dan belajar dari rumah oleh pemerintah.
Secara rinci, pendapatan ERAA khusus pada kuartal ketiga ini memang meningkat 30,82 persen dari posisi Rp6,66 triliun menjadi Rp8,71 triliun. Dengan demikian, laba perseroan meroket dari posisi Rp10,72 miliar menjadi Rp181,69 miliar pada periode Juli hingga September 2020.