Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yellen Dukung Stimulus Besar, Wall Street Reli 6 Hari Berturut-turut

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,59 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,48 persen dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,58 persen.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat di hari keenam berturut-turut karena dukungan Janet Yellen terhadap stimulus dan perlambatan tingkat infeksi Covid-19 membuka jalan ekspektasi aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,59 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,48 persen dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,58 persen.

Indeks S&P 500 menguat untuk hari keenam sekaligus mencapai rekor tertiinggi setelah komentar oleh Menteri Keuangan Yellen bahwa pasar tenaga kerja AS akan pulih pada tahun 2022 jika pemerintah menggelontorkan paket stimulus yang cukup kuat.

Yellen mengakui bahwa rencana stimulus Presiden Joe Biden sebesar US$1,9 triliun tidak secara khusus ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja. Namun, dia mengatakan bahwa pengeluaran yang akan dihasilkannya akan menciptakan permintaan bagi pekerja.

Menyusul komentar ini, imbal hasil obligasi Treasury 30 tahun menembus level 2 persen untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun, sementara laju inflasi AS yang tersirat oleh pasar obligasi naik dengan laju tercepat sejak 2014.

Investor menyambut peluncuran program vaksin dan data yang menunjukkan tren penurunan infeksi di sejumlah negara termasuk AS.

Di sisi lain, data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat memperkuat risiko ekonomi karena pandemi tetap ada, tetapi juga mengindikasikan stimulus ekonomi semakin dibutuhkan.

“Sentimen risiko cerah karena antisipasi atas paket stimulus AS meningkat,” kata kepala analis Sumitomo Mitsui DS Asset Management Co, Masahiro Ichikawa, seperti dikutip Bloomberg.

“Meskipun skala paket stimulus AS kemungkinan akan berkurang, jumlahnya akan tetap besar untuk mendorong perekonomian AS," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper