Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan pelemahan sepanjang pekan ini dengan tren di level Rp14.000.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 47,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.030 per dolar AS pada akhir sesi perdagangan, Senin (1/2).
Pada saat yang sama, indeks dolar menguat 0,30 persen ke level 90,727. Mata uang negeri Paman Sam mencetak kinerja terbaik sejak Oktober 2020.
Sayangnya nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.030 atau melemah 15,00 poin atau 0,11 persen pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (5/2). Padahal, di nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.020.
Sejumlah analis menilai sentimen eksternal dinilai lebih memengaruhi dibandingkan dengan rilis pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan analis dan investor sedang menimbang apakah kekuatan dolar AS tahun ini adalah penyesuaian posisi sementara setelah penurunan 7% untuk indeks dolar pada 2020, atau pergeseran jangka panjang dari pesimisme dolar.
Perkembangan vaksin di Eropa serta komitmen Fed terhadap kebijakan moneter yang sangat longgar kemungkinan akan menekan dolar kembali.
Baca Juga
"Untuk perdagangan pekan depan, tepatnya Senin (8/2), mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang tipis Rp14.010 - Rp14.050," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis, Sabtu (6/2)
Dia juga menyampaikan bahwa di samping upaya penerapan PSBB yang lebih ketat, upaya penanggulangan pandemi belum maksimal menyusul angka penyebaran kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal IV/2020 menunjukkan pertumbuhan domestik bruto menunjukkan sinyal perbaikan meskipun angkanya masih -2,19% year on year.
Pergerakan rupiah juga sejalan dengan mata uang lain di Bursa Asia. Won Korea menjadi mata uang Asia yang terdepresiasi paling dalam yakni 0,48 persen, diikuti oleh ringgit Malaysia yang melemah 0,21 persen.