Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi terutama BUMN Karya masih cukup menarik seiring dengan rencana pembangunan proyek kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) yang mendekati Rp500 triliun. Pasalnya, kedatangan sovereign wealth fund (SWF) bisa menjamin kebutuhan modal perseroan.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudi Setiawan menuturkan dengan berhasilnya UU Cipta Kerja maka keharusan membangun SWF pun dilakukan di bawah pengawasan Kementerian Keuangan.
"Kami percaya SWF terutama dimaksudkan untuk menarik foreign direct investment [FDI] dan mendukung pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19 dan akan memberikan dampak positif terutama terhadap BUMN pada tahun penuh 2021," urainya, Rabu (3/2/2021).
Pemerintah akan menyuntikkan berkisar Rp75 triliun dan diharapkan dapat menggaet pendanaan hingga Rp225 triliun. Sejauh ini, UEA, IDFC, Softbank, AS, China, dan sejumlah negara lainnya sudah berkomitmen menyiapkan dananya untuk SWF Indonesia.
Menurutnya, SWF akan menjadi sumber pendanaan baru dan mendukung siklus aset terutama pada BUMN konstruksi yang memberikan keuntungan pada neraca keuangan perusahaan.
Potensi kontrak baru pun akan bertambah seiring dengan keberlanjutan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, termasuk proyek-proyek yang siap KPBU pada 2021.
Baca Juga
Selain itu, anggaran biaya infrastruktur pun meningkat pada APBN 2021 dengan anggaran hingga Rp414 triliun, tumbuh 47,28 persen dari 2020. Anggaran tersebut digunakan membangun kawasan ekonomi khusus dan pariwisata.
Dengan demikian, MNC Sekuritas merekomendasikan sektor konstruksi dari netral menjadi beli atau overweight melihat proyeksi jasa konstruksi pada 2021 ini.
"Kami melihat ada katalis positif dari pemerintah untuk sektor konstruksi yang menjadi prioritas," imbuhnya.
Rudy memproyeksikan beli untuk ADHI dengan target price (TP) 790, PTPP beli dengan TP 1.160, WSKT beli dengan TP 930 dan WIKA beli dengan TP 1.350.